Senin, 22 Desember 2008

Teknologi Tepat Guna

Ditulis oleh Haslizen Hoesin


  1. Teknologi


Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang, menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas. Teknologi dikembangkan untuk membuat hidup lebih baik, efisien dan mudah.

Teknologi yang dibahas dari beragam teknologi satu diantaranya adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu suatu teknologi yang memenuhi, persyaratan: teknis, ekomomi dan sosial budaya.



  1. Pengertian TTG


TTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada dasarnya, dilihat dari aspek teknis. Perujudan TTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali peluang memiliki kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola teknologi dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.

Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam nama, tergantung pada dimensi yang dicakupnya seperti: teknologi tepat, teknologi pedesaan, teknologi madya (intermediate), teknologi biaya rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour intensive technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang pengertian sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang terkandung dan tersirat pada terminologi berbagai TTG di atas kiranya sudah cukup jelas.



  1. Kriteria Dan Syarat TTG


Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, dalam hal ini, yang memberikan makna atau pengertian berhubungan dengan masalah pembangunan pedesaan atau masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut Suwarto Martosudarjo dari LIPI makna/pengertian yang perlu digaris bawahi kriteria ketepat gunaan teknologi itu bahwa: 1) Teknologi itu ekonomis (viable), 2) Teknologi itu dapat dipertanggung jawabkan (technically feasible) dan 3) Teknologi dapat beradaptasi secara mapan kepada lingkungan kultur dan sosial pada sesuatu lokal yang kita perbincangkan (socially acceptable and ecologically sound).

Dalam bentuk pengertian lain TTG adalah hasil dari pendekatan kepada masalah-masalah pembangunan. Menilai TTG adalah dalam pengertian kebutuhan yang nyata dan sumber-sumber yang tersedia, tidak dalam pengertian “maju” yang telah ada. Pendekatan ini menyadari bahwa perbedaan ekonomi, geografis dan kebudayaan memerlukan teknologi yang berbeda dan pembangunan hendaknya menjadi pengabdi kepada manusia dan bukan sebagai tuan atau raja bagi kebutuhan manusia.

Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat Guna. Rumusan berikut adalah yang dianut Pusat Teknologi Pembangunan – ITB (PTP – ITB). PTP – ITB mengajukan tiga kriteria/persyaratan yang harus dipenuhi suatu teknologi disebut TTG yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.

Persyaratan Teknis meliputi:

  1. Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.

  2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.

  3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) cukup teratur.

  4. Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta opersi dan perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan teknis.

Persyaratan Sosial meliputi:

  1. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu

  2. Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.

  3. Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.

  4. Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu,

  5. Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas pendapatan

Persyaratan Ekonomik

  1. Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal,

  2. Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa,

  3. Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional

  4. Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak menciptakan terbentuknya mata-rantai baru.

  5. Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif.



  1. Kesesuaian (Ketepat Gunaan)


Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna)? Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TTG yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi dikatakan sesuai (tepat guna):

    1. apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat,

    2. apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat,

    3. apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat dan

    4. apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.

Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di lain tempat.

Oleh karena itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu “sesuai”.



  1. Ciri-ciri TTG


Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:

    1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transprtasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,

    2. Biaya investasi cukup rendah/relatif murah,

    3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat,

    4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya

    5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal dan

    6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada “pihak luar” (self-realiance motivated).



  1. Pendidikan Teknologi


Teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Bila seseorang mengupas sabut kelapa dengan gigi dan kemudian berusaha mengupas dengan kapak yang dibuat dari batu dari batu, kejadian seperti ini termasuk kedalam teknologi pula. Ada nilai pengembangan alat di sana. Kalau begitu orang beranggapan bahwa teknologi harus bercirikan mesin-mesin industri yang besar, pesawat terbang atau komputer tidaklah tepat.

Oleh karena itu, pendidikan teknologi adalah usaha mengenali keadaan lingkungan dan kemampuan masysrakat dalam mengantisipasi lingkungannya. Setelah mengenal keadaan lingkungan dan kemampuan (masyarakat), pendidikan teknologi harus berusaha mengembangkan kemampuan masyarakat dalam dalam mengantisipasi lingkungan, sehingga hidup masyarakat lebih mudah, lebih enak dan yang terpenting lebih sejahtera. harus bercirikan. Bila ingin menerapkan teknologi terutama TTG perlu pendidikan.



  1. Penerapan TTG


Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut.

Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. ABerarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.

Banyak orang keliru sangaka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah dasa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.

AYO....!! BANYAK-BANYAK MEMBACA DI BULAN RAMADHAN

Ditulis oleh Haslizen Hoesin


Pada bulan Ramadhan, setiap hari ke 17 diperingati turun ayat Al Quran, yaitu lima ayat pertama surat Al-‘Alaq. Sekarang tanggal tersebut akan datang dan dilewati begitulah seterusnya. Apa yang terkandung pada surat tersebut. Ternyata bila diperhatikan lebih dalam dan dalam lagi, terdapat tiga kata-kata kunci yaitu bacalah, mengajarkan dan pena. Ketiga kata kunci ini sangat dalam artinya dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan dan penelitian.



  1. Keutamaan Membaca, Belajar Dan Menulis


Membaca, belajar dan menulis merupakan kewajiban dan hal yang utama atau memiliki keutamaan, perhatikan surat Al-‘Alaq. Surat Al-‘Alaq ayat satu sampai lima adalah surat pertama yang diturunkan Allah melalui wahyu kepada Muhammad SAW di guha Hira.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah dan Tuhan-mulah Maha Pemurah (3). Yang telah mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (pena) (4). Dia mengajarkan manusia tentang apa yang tiada diketahuinya”(5)

Betapa penting membaca, belajar dan menulis, perhatikan Ayat mengenai membaca belajar dan menulis itulah yang pertama turun. Tetapi itu pulalah yang terabaikan bagi sebagian umat islam, berakibat penagnut agama Islam tertinggal dalam mengembangkan ilmu pengetahuanterutama keduanian yang akan di bawa keakhirat, semuanya bersumber dari membaca belajar dan menulis.

Perhatikan ini, membaca merupakan satu upaya untuk memperoleh informasi yang maksimal, cepat dan mudah dari berbagai sumber di berbagai belahan dunia. Bila seorang kurang membaca maka dia akan kurang informasi.

Apakah penafsiran membaca, belajar dan menulis dalam surat Al-‘Alaq? Mari sama-sama kita bahas:

Ayat pertama, Allah memerintah membaca (bacalah) awali dengan Bismillah. Terlihat begitu penting membaca dan harus pula diawali dengan Bismillah. Perhatikan ayat tersebut, perintah pertama adalah membaca ciptaan Tuhan, berarti berpikir tentang keberadaan Allah sebagai pencipta alam. Alam terkembang itu adalah tulisan atau buku Allah yang harus dibaca. Bila berbicara mengenai membaca, seorang yang kurang membaca, maka membaca shahadat, mengerjakan shalat, puasa, zakat dan haji, dilaku-kan hanya berdasarkan kebiasaan. Bila berdasarkan kebiasaan, tentu tidak akan mengerti/memahami tentang maksud dan tujuan dari yang dikerjakan. Pemahaman yang kurang tentang sesuatu yang dikerjakan, akan membingungkan atau bimbang.

Ayat ke dua, menciptakan dan segumpal darah adalah sebuah pernyataan. Pernyataan ini harus dibaca dan dipelajari dengan secara cermat kemudian ditulis. Ciptaan pertama yang harus dibaca, dipelajari adalah yang paling dekat dengan manusia yaitu proses terjadi manusia dari segumpal darah. Pernyataan ini jadikan pertanyaan yang harus dijawab. Dalam penelitian pertanyaan ini disebut permasalahan, kemudian diidentifikasi, diajukan sebagai hipotesis dan dijawab. Ayat ini jelas menganjurkan untuk melakukan pengamatan atau penelitian, terhadap suatu pernyataan.

Ayat ke tiga, perintah membaca dilanjutkan dengan Maha Pemurah. Pemurah, diperlihatkan dalam berbagai bentuk ciptaan untuk dibaca, dipelajari dan hasilnya dimanfaatkan bagi kehidupan. Ya ..., dunia adalah tempat belajar dan memperoleh ilmu, mengembangkan diri dan menyusun ilmu secara bertahap.

Ayat ke empat, mengajarkan diikuti pena. Allah mengajarkan, bagi manusia tentu sebaliknya, yaitu belajar. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Bila seseorang tidak belajar tentu akan ketinggalan atau kekurangan pengetahuan, baik mengenai dunia (di bumi dan di langit) maupun agama (dunia-akhirat

Ayat ke lima, kembali muncul mengajarkan didampingi tidak diketahui. Ayat ini menegaskan untuk belajar/mempelajari yang belum diketahui. Untuk mengetahui dapat dilakukan dengan mengamati atau meneliti. Jadi sangat digalakkan melakukan pengamatan atau penelitian, supaya diketahui apa yang sesunggunya, sehingga akan lebih paham dan yakin tentang keberadaannya.

Dari paparan di atas surat Al-‘Alaq menegaskan bahwa: perintah pertama dan utama dari Allah adalah membaca, belajar dan menulis, bukan melaksanakan shalat, puasa, zakat maupun haji dll. Tentu terdapat rahasia yang terkandung di dalamnya.

Yaa..., sekarang yang jadi permasalah adalah: Kenapa harus membaca, belajar dan menulis? Apa yang mesti dibaca, dipelajari dan ditulis? Apa kegunaan membaca, belajar dan menulis? Menoleh kemasa lalu (baca sejarah), keterampilan/kemampuan dasar yang harus dikuasai sesorang bila ingin berhasil (sukses) adalah membaca, menulis dan berhitung



  1. BACALAH DAN MENGAJARKAN


Bacalah adalah perintah membaca kepada manusia. Mengajarkan berati mem-berikan pelajaran kepada orang lain, sebaliknya orang tersebut belajar. Bila dicermati ternyata belajar adalah bentuk yang lebih dalam dari membaca. Banyak orang berpenda-pat belajar dimulai dari membaca.

Pada membaca dan belajar, terdapat tiga hal yaitu membaca dan belajar tentang yang tersurat, tersirat dan penagalaman:

  1. Membaca dan belajar hal-hal yang tersurat, yang dimaksud adalah berkaitan de-ngan membaca dan belajar terhadap ilmu pengetahuan yang telah ditulis pendahu-lu. Orang yang banyak membaca dan belajar akan terjadi tibunan, tumpukan, akumulasi ketahuan, pengetahuan dan ilmu.

  2. Membaca dan balajar hal-hal yang tersirat, yang dimaksud adalah membaca dan belajar terhadap alam terkembang (sunnatullah), “alam takambang jadi guru”. Membaca dan mempelajari yang tersirat adalah kegiatan melakukan pengamatan/penelitian dan pengkajian berdasarkan pada fakta dan data.

  3. Membaca dan belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah guru yang tebaik, begitu bunyi pepatah. Setiap pengalaman akan memberi pembelajaran kepada orang, jangan mengulangi kesalahan yang sama dilain waktu.

  4. Membaca berarti menganalisis. Mengurakan suatu pokok untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman secara keseluruhan

Setiap Sungguh beruntung orang yang suka membaca dan belajar dengan penuh semangat dan kesadaran, orang tersebut akan banyak memiliki ilmu. Jadi membaca dan belajar menjadikan keilmuan meningkat. Kalau ingin berilmu dan maju, harus banyak membaca.

Kalau seseorang membaca, dilakukan berulang-ulang, timbul rasa ingin tahu yang lebih dalam dari apa yang dibaca baik membaca buku atau alam terkembang. Bila keadaan ini telah terjadi, kegiatan tersebut merupakan awal (cikal bakal) atau embrio dari semangat dan keinginan tahu lebih banyak atau meneliti.



  1. MANFAAT MEMBACA


Orang yang suka membaca hal-hal yang tersurat, akan menjadi orang yang kaya akan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan ilmu bersumber dari ilmu pengetahuan (teori) terdahulu melalui logika (secara deduksi).

Orang yang suka membaca pengalaman orang lain atau sejarah akan mengarah menjadi seorang pengingat atau penasehat kepada orang lain



  1. PENA DAN MENULIS


Pena (kalam) adalah alat tulis, ditafsirkan menulis. Hasil dari menulis adalah tulisan.

Menyampaikan sesuatu ide/gagasan selain dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan lisan dan/atau diskusi. Tulisan adalah penyampaian ide/gagasan dalam bantuk karangan (fiksi atau ilmiah). Tulisan jauh lebih baik dari lisan karena tulisan lebih lama keberadaannya dibandingkan dengan lisan

Sama dengan membaca dan belajar, pada tulisan terdapat pula tiga hal yaitu me-nulis yang tersurat, tersirat dan penagalaman hasil dari membaca dan belajar.

  1. Menulis hal-hal yang tersurat, adalah menuliskan hasil membaca dan belajar da-ri ilmu pengetahuan atau apa yang telah ditulis pendahulu.

  2. Menulis hal-hal yang tersirat, adalah menuliskan hasil membaca alam terkem-bang (sunnatullah

  3. Menulis pengalaman, adalah memberi pembelajaran kepada orang lain atas pe-ngalaman yang didapat. Setiap pengalaman yang ditulis dapat dievaluasi dan kaji ulang.

Perhatikan negara maju, mereka banyak menulis baik tulisan sendiri atau alih bahasa. Mereka menjadi terdepan dalam pengembangan ilmu. Kalau begitu bila ingin berilmu, harus membaca dan belajar, kemudian ditulis.



  1. MANFAAT MENULIS


Bila hasil membaca dan belajar dari hal-hal yang tersurat dan tersirat tidak ditulis maka pekerjaan membaca dan belajar akan mubazir, karena ilmu yang diperoleh hanya terpendam dalam diri sendiri. Selain itu akan menambah keyakinan dan percaya diri meningkat.

Kata pepatah klasik, Kekuatan pena lebih dahsyat daripada kekuatan satu batalyon tentara. Kekuatan pena juga mampu membuat spasi perenungan buat para pembaca. Tak jarang buah dari renungan tersebut mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu, selain tentunya menge-tahui apa yang sedang terjadi dibalik peristiwa.

Agar tulisan mudah dipahami dan enak dibaca tentu harus mengikuti aturan Aturan tersebut terdapat pada EYD.



  1. BERHITUNG


Membaca memang menghasilkan sesuatu. Selain untuk mengetahui secara kuali-tatif lebih dalam, ingin pula mengetahui kearah kuantitatif. Keinginan mengetahui yang bersifat kuantitatif inilah yang membangkitkan ilmu berhitung (aritmatika). Lihat ke ma-sa lalu, kegiatan membaca dan membaca, membaca dan belajar lebih dalam tentang tulis-an Allah (alam terbentang) yang membangkitkan ketahuan Muhammad bin Ahmad, lebih dalam lagi sehingga dia menemukan angka 0 (nol). Perhatikan apa yang terjadi bila tidak ada angka nol, ilmu-ilmu akan terlambat berkembang. Karena membaca alam Muhammad bin Musa Al Khawarizmi menemukan Aljabar, dasar-dasar matematika persamaan. Al Kawarizmi pulalah yang pertama kali mengungkap konsep Algoritma. Algorithma adalah suatu urutan langkah-langkah penyelesaian yang digunakan dalam bahasa komputer.

Ya..... kalau ingin berilmu dan maju, harus banyak membaca dan belajar berikut berhitung.



  1. MANFAAT BERHITUNG


Berhitung bermanfaat dalam meltih berlogika. Logika sangat banyak digunakan dalam berbagai hal. Logika membimbing manusia kepada suatu kesimpulan yang bisa diperdebatkan. Betul, semua tidak bisa dijelaskan dengan logika, misal cinta. Cinta tidak bisa dibahas dengan logika. Para pakar sepakat logika adalah alat membimbing cara berpikir untuk mencapai sesuatu.



  1. MEMBACA, CARA BELAJAR, MENELITI DAN MENULIS


M. Imaduddin Abdurrahim terkenal dengan Bang Imad, menegaskan, bahwa “memang Al-Quran sangat menggalakkan manusia memperhatikan dan meneliti alam dan menemukan ayat-ayat (sunnah) Allah yang mengatur alam itu”. Ibnu Rusydi, sarjana muslim yang terkenal itu mengatakan, “bahwa alam raya ini adalah kitab Allah yang pertama sebelum kitab-kitab lain yang berbentuk kumpulan wahyu-Nya”. Ya....... gejala alam telah berbicara kepada mereka yang mau mengerti akan ayat-ayat Allah, yang telah dipatuhi alam itu.

Tidak ada batas waktu dalam menuntut ilmu (membaca dan belajar). Hadist nabi menyatakan belajar dimulai sejak dari buaian (ayunan) sampai meninggal atau PBB menyatakan pendidikan sepanjang hidup (long life education).

Dari paparan di atas sari-patinya tertuang dalam kalimat berikut “bacalah dan pelajari, amati atau teliti, yakini, amalkan, kemudian sampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan”



  1. Ayo Membaca di Bulan Ramadhan


Jelas sekali tampak dari paparan diatas, bahwa membaca, belajar, berhitung meneliti dan menulis wajib dimiliki untuk semua orang. Manusia wajib membaca, belajar dan meneliti kebenaran ayat-ayat Al Quran dan ayat-ayat Allah yang tersebar dimuka bumi. Hasil membaca (al Quran dan alam terbentang), tentu untuk diterapkan dalam kehidupan t di bumi, menuju masyarakat madani bermuara pada kebahagiaan kehidupan diakhirat yang kelak.

Bila membaca al Quran ber ulang-ulang kemudian diresapi, itu berarti mempelajari (bukan hanya sekadar membaca) untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, kehidupan sosial dan bermasyarakat, untuk mencapai kesejahteraan dalam upaya meningkatkan produksi (pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan, pertambangan), merancang peralatan produksi, transportasi, ekonomi mikro dan makro, perbankkan, pusat perbelanjaan dll., berbasis Islam

Untuk itu ayo/mari membaca Al Quran dari sekarang untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu hal ini akan menambah keyakinan kebenaran ayat-ayat tersebut. Membaca tidak hanya di bulan ramadhan, artinya tetap berlanjut bulan-bulan berikutnya. Ya..... perlu penegasan sekali lagi “bacalah dan pelajari, amati atau teliti, yakini, amalkan, kemudian sampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan”