Senin, 22 Desember 2008

Teknologi Tepat Guna

Ditulis oleh Haslizen Hoesin


  1. Teknologi


Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang, menyediakan jasa serta meningkatkan cara dalam menangani sumber daya yang penting dan terbatas. Teknologi dikembangkan untuk membuat hidup lebih baik, efisien dan mudah.

Teknologi yang dibahas dari beragam teknologi satu diantaranya adalah Teknologi Tepat Guna (TTG) yaitu suatu teknologi yang memenuhi, persyaratan: teknis, ekomomi dan sosial budaya.



  1. Pengertian TTG


TTG merupakan alih bahasa secara cukup longgar dari “appropriate technology”, suatu pengertian yang mempunyai makna tertentu, pada dasarnya, dilihat dari aspek teknis. Perujudan TTG banyak ditemukan dalam bentuk teknologi tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat tersebut, kecil sekali peluang memiliki kesempatan memakai teknologi maju dan efisien, yang merupakan pola teknologi dari masyarakat maju/industri. Secara teknis TTG merupakan jembatan antara teknologi tradisional dan teknologi maju. Oleh karena itu aspek-aspek sosio-kultural dan ekonomi juga merupakan dimensi yang harus diperhitungkan dalam mengelola TTG.

Pengenalan teknologi semacam TTG, dihadapkan kepada beragam nama, tergantung pada dimensi yang dicakupnya seperti: teknologi tepat, teknologi pedesaan, teknologi madya (intermediate), teknologi biaya rendah (low cost technology), teknologi padat karya (labour intensive technology) dan lain-lain. Kiranya tidak perlu diperdebatkan tentang pengertian sematik, mengingat selera berbeda-beda. Pengertian yang terkandung dan tersirat pada terminologi berbagai TTG di atas kiranya sudah cukup jelas.



  1. Kriteria Dan Syarat TTG


Menilai ketepat gunaan suatu teknologi, dalam hal ini, yang memberikan makna atau pengertian berhubungan dengan masalah pembangunan pedesaan atau masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut Suwarto Martosudarjo dari LIPI makna/pengertian yang perlu digaris bawahi kriteria ketepat gunaan teknologi itu bahwa: 1) Teknologi itu ekonomis (viable), 2) Teknologi itu dapat dipertanggung jawabkan (technically feasible) dan 3) Teknologi dapat beradaptasi secara mapan kepada lingkungan kultur dan sosial pada sesuatu lokal yang kita perbincangkan (socially acceptable and ecologically sound).

Dalam bentuk pengertian lain TTG adalah hasil dari pendekatan kepada masalah-masalah pembangunan. Menilai TTG adalah dalam pengertian kebutuhan yang nyata dan sumber-sumber yang tersedia, tidak dalam pengertian “maju” yang telah ada. Pendekatan ini menyadari bahwa perbedaan ekonomi, geografis dan kebudayaan memerlukan teknologi yang berbeda dan pembangunan hendaknya menjadi pengabdi kepada manusia dan bukan sebagai tuan atau raja bagi kebutuhan manusia.

Banyak rumusan lain mengenai Teknologi Tepat Guna. Rumusan berikut adalah yang dianut Pusat Teknologi Pembangunan – ITB (PTP – ITB). PTP – ITB mengajukan tiga kriteria/persyaratan yang harus dipenuhi suatu teknologi disebut TTG yaitu Teknis, Sosial dan Ekonomik.

Persyaratan Teknis meliputi:

  1. Memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup, menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan baku yang di import.

  2. Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat diterima oleh pasaran yang ada, baik dalam maupun luar negeri.

  3. Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan, sehingga dapat dihindarkan kerusakan atas mutu hasil (produk) serta menjamin kesinambungan peneyediaan pasokan (suplay) cukup teratur.

  4. Memperhatikan ketertersediaan peralatan, serta opersi dan perawatannya demi kesimanbungan (kontinuitas) persyaratan teknis.

Persyaratan Sosial meliputi:

  1. Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada atau kerterempilan yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah latihan ulang yang sukar dilakukan, mahal dan memakan waktu

  2. Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus menerus berkembang.

  3. Menekan serendah mungkin pergeseran tenaga kerja yang mengakibatkan pengangguran ataupun setengah pengangguran.

  4. Membatasi timbulnya ketegangan sosial dan budaya, dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung dalam batas-batas tertentu,

  5. Menjamin agar peningkatan produksi serasi dengan peningkatan yang merata atas pendapatan

Persyaratan Ekonomik

  1. Membatasi sesedikit mungkin kebutuhan modal,

  2. Menekan, sehingga minimum kebutuhan akan devisa,

  3. Mengarahkan pemakaian modal, agar sesuai dengan rencana pengembangan lokal, regional dan nasional

  4. Menjamin agar hasil dan keuntungan kembali kepada produsen dan tidak menciptakan terbentuknya mata-rantai baru.

  5. Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara koperatif.



  1. Kesesuaian (Ketepat Gunaan)


Kapan suatu teknologi itu yang sesuai (tepat guna)? Suatu pertanyaan yang sering diajukan. Berbagai jawaban dikemukakan. Dari beberapa jawaban-jawaban dan bertolak dari kriteria dan syarat TTG yang dikemukakan diatas, dapat diajukan beberapa ketentuan bahwa suatu teknologi dikatakan sesuai (tepat guna):

    1. apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang tersedia banyak di suatu tempat,

    2. apabila teknologi itu sebanyak mungkin mempergunakan sumber-sumber yang terdapat sedikit disuatu tempat,

    3. apabila teknologi itu dapat sesuai dengan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat setempat dan

    4. apabila teknologi itu membantu memecahkan persoalan/masalah yang sebenarnya, bukan teknologi yang hanya bersemayam dikepala perencananya.

Suatu yang harus diperhatikan bahwa, masalah-masalah pembangunan boleh jadi memerlukan pemecahan yang unik dan khas, jadi teknologi-teknologi tersebut tidak perlu dipindahkan ke negara-negara atau kedaerah lain dengan masalah serupa. Apa yang sesuai disuatu tempat mungkin saja tidak cocok di lain tempat.

Oleh karena itu tujuan TTG adalah melihat pemecahan-pemecahan terhadap masalah-masalah tertentu dan menganjurkan mengapa hal itu “sesuai”.



  1. Ciri-ciri TTG


Sebagaimana telah dikemukakan pada kriteria dan syarat dan kesesuaian TTG, dapat dikemukakan ciri-ciri yang cukup menggambarkan TTG (walaupun tidak berarti sebagai batasan) adalah sebagai berikut:

    1. Perbaikan teknologi tradisional yang selama ini menjadi tulang punggung pertanian, industri, pengubah energi, transprtasi, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan,

    2. Biaya investasi cukup rendah/relatif murah,

    3. Teknis cukup sederhana dan mampu untuk dipelihara dan didukung oleh keterampilan setempat,

    4. Masyarakat mengenal dan mampu mengatasi lingkungannya

    5. Cara pendayagunaan sumber-sumber setempat termasuk sumber alam/energi/bahan secara lebih baik/optimal dan

    6. Alat mandiri masyarakat dan mengurangi ketergantungan kepada “pihak luar” (self-realiance motivated).



  1. Pendidikan Teknologi


Teknologi adalah upaya manusia untuk membuat kehidupan lebih sejahtera, lebih baik, lebih enak dan lebih mudah. Bila seseorang mengupas sabut kelapa dengan gigi dan kemudian berusaha mengupas dengan kapak yang dibuat dari batu dari batu, kejadian seperti ini termasuk kedalam teknologi pula. Ada nilai pengembangan alat di sana. Kalau begitu orang beranggapan bahwa teknologi harus bercirikan mesin-mesin industri yang besar, pesawat terbang atau komputer tidaklah tepat.

Oleh karena itu, pendidikan teknologi adalah usaha mengenali keadaan lingkungan dan kemampuan masysrakat dalam mengantisipasi lingkungannya. Setelah mengenal keadaan lingkungan dan kemampuan (masyarakat), pendidikan teknologi harus berusaha mengembangkan kemampuan masyarakat dalam dalam mengantisipasi lingkungan, sehingga hidup masyarakat lebih mudah, lebih enak dan yang terpenting lebih sejahtera. harus bercirikan. Bila ingin menerapkan teknologi terutama TTG perlu pendidikan.



  1. Penerapan TTG


Penerapan TTG adalah sebuah usaha pembaruan. Meskipun pembaharuan itu tidak mencolok dan masih dalam jangkauan masyarakat, tetapi harus diserasikan dengan keadaan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat setempat serta alam. Kalau tidak, maka usaha pembaharuan itu akan mendapat hambatan yang dapat menggagalkan usaha permbaharuan tersebut.

Usaha pembaharuan itu dirancang sedemikan rupa sehingga seluruh masyarakat merasa bahwa pembaharuan adalah prakarsa mereka sendiri. ABerarti di dalam pembaharuan teknologi itu, terdapat minat dan semangat dalam masyarakat tersebut.

Banyak orang keliru sangaka: kalau orang membawa pompa bambu, biogas, pengering dengan energi radiasi matahari sederhana kedesa, maka orang itu telah menerapkan teknologi tepat guna. Membawa paket-paket teknologi sederhana tersebut kesebuah dasa belum dapat dikatakan sebagai penerapan teknologi tepat guna, bahkan dapat menjerumuskan, apabila tidak disertai pendidikan kepada masyarakat desa tersebut, bagaimana cara membuat dan memperbaiki alat tersebut. Paling ideal penerapan teknologi tepat guna adalah teknologi yang telah ada pada suatu masyarakat dan perbaikan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

Penerapan TTG juga harus mempertimbangkan keadaan alam sekitar. Dapat diartikan bahwa dampak lingkungan yang disebabkan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) harus lebih kecil dibandingkan pemakaian teknologi tradisional maupun teknologi maju.

AYO....!! BANYAK-BANYAK MEMBACA DI BULAN RAMADHAN

Ditulis oleh Haslizen Hoesin


Pada bulan Ramadhan, setiap hari ke 17 diperingati turun ayat Al Quran, yaitu lima ayat pertama surat Al-‘Alaq. Sekarang tanggal tersebut akan datang dan dilewati begitulah seterusnya. Apa yang terkandung pada surat tersebut. Ternyata bila diperhatikan lebih dalam dan dalam lagi, terdapat tiga kata-kata kunci yaitu bacalah, mengajarkan dan pena. Ketiga kata kunci ini sangat dalam artinya dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan dan penelitian.



  1. Keutamaan Membaca, Belajar Dan Menulis


Membaca, belajar dan menulis merupakan kewajiban dan hal yang utama atau memiliki keutamaan, perhatikan surat Al-‘Alaq. Surat Al-‘Alaq ayat satu sampai lima adalah surat pertama yang diturunkan Allah melalui wahyu kepada Muhammad SAW di guha Hira.

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah dan Tuhan-mulah Maha Pemurah (3). Yang telah mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam (pena) (4). Dia mengajarkan manusia tentang apa yang tiada diketahuinya”(5)

Betapa penting membaca, belajar dan menulis, perhatikan Ayat mengenai membaca belajar dan menulis itulah yang pertama turun. Tetapi itu pulalah yang terabaikan bagi sebagian umat islam, berakibat penagnut agama Islam tertinggal dalam mengembangkan ilmu pengetahuanterutama keduanian yang akan di bawa keakhirat, semuanya bersumber dari membaca belajar dan menulis.

Perhatikan ini, membaca merupakan satu upaya untuk memperoleh informasi yang maksimal, cepat dan mudah dari berbagai sumber di berbagai belahan dunia. Bila seorang kurang membaca maka dia akan kurang informasi.

Apakah penafsiran membaca, belajar dan menulis dalam surat Al-‘Alaq? Mari sama-sama kita bahas:

Ayat pertama, Allah memerintah membaca (bacalah) awali dengan Bismillah. Terlihat begitu penting membaca dan harus pula diawali dengan Bismillah. Perhatikan ayat tersebut, perintah pertama adalah membaca ciptaan Tuhan, berarti berpikir tentang keberadaan Allah sebagai pencipta alam. Alam terkembang itu adalah tulisan atau buku Allah yang harus dibaca. Bila berbicara mengenai membaca, seorang yang kurang membaca, maka membaca shahadat, mengerjakan shalat, puasa, zakat dan haji, dilaku-kan hanya berdasarkan kebiasaan. Bila berdasarkan kebiasaan, tentu tidak akan mengerti/memahami tentang maksud dan tujuan dari yang dikerjakan. Pemahaman yang kurang tentang sesuatu yang dikerjakan, akan membingungkan atau bimbang.

Ayat ke dua, menciptakan dan segumpal darah adalah sebuah pernyataan. Pernyataan ini harus dibaca dan dipelajari dengan secara cermat kemudian ditulis. Ciptaan pertama yang harus dibaca, dipelajari adalah yang paling dekat dengan manusia yaitu proses terjadi manusia dari segumpal darah. Pernyataan ini jadikan pertanyaan yang harus dijawab. Dalam penelitian pertanyaan ini disebut permasalahan, kemudian diidentifikasi, diajukan sebagai hipotesis dan dijawab. Ayat ini jelas menganjurkan untuk melakukan pengamatan atau penelitian, terhadap suatu pernyataan.

Ayat ke tiga, perintah membaca dilanjutkan dengan Maha Pemurah. Pemurah, diperlihatkan dalam berbagai bentuk ciptaan untuk dibaca, dipelajari dan hasilnya dimanfaatkan bagi kehidupan. Ya ..., dunia adalah tempat belajar dan memperoleh ilmu, mengembangkan diri dan menyusun ilmu secara bertahap.

Ayat ke empat, mengajarkan diikuti pena. Allah mengajarkan, bagi manusia tentu sebaliknya, yaitu belajar. Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Bila seseorang tidak belajar tentu akan ketinggalan atau kekurangan pengetahuan, baik mengenai dunia (di bumi dan di langit) maupun agama (dunia-akhirat

Ayat ke lima, kembali muncul mengajarkan didampingi tidak diketahui. Ayat ini menegaskan untuk belajar/mempelajari yang belum diketahui. Untuk mengetahui dapat dilakukan dengan mengamati atau meneliti. Jadi sangat digalakkan melakukan pengamatan atau penelitian, supaya diketahui apa yang sesunggunya, sehingga akan lebih paham dan yakin tentang keberadaannya.

Dari paparan di atas surat Al-‘Alaq menegaskan bahwa: perintah pertama dan utama dari Allah adalah membaca, belajar dan menulis, bukan melaksanakan shalat, puasa, zakat maupun haji dll. Tentu terdapat rahasia yang terkandung di dalamnya.

Yaa..., sekarang yang jadi permasalah adalah: Kenapa harus membaca, belajar dan menulis? Apa yang mesti dibaca, dipelajari dan ditulis? Apa kegunaan membaca, belajar dan menulis? Menoleh kemasa lalu (baca sejarah), keterampilan/kemampuan dasar yang harus dikuasai sesorang bila ingin berhasil (sukses) adalah membaca, menulis dan berhitung



  1. BACALAH DAN MENGAJARKAN


Bacalah adalah perintah membaca kepada manusia. Mengajarkan berati mem-berikan pelajaran kepada orang lain, sebaliknya orang tersebut belajar. Bila dicermati ternyata belajar adalah bentuk yang lebih dalam dari membaca. Banyak orang berpenda-pat belajar dimulai dari membaca.

Pada membaca dan belajar, terdapat tiga hal yaitu membaca dan belajar tentang yang tersurat, tersirat dan penagalaman:

  1. Membaca dan belajar hal-hal yang tersurat, yang dimaksud adalah berkaitan de-ngan membaca dan belajar terhadap ilmu pengetahuan yang telah ditulis pendahu-lu. Orang yang banyak membaca dan belajar akan terjadi tibunan, tumpukan, akumulasi ketahuan, pengetahuan dan ilmu.

  2. Membaca dan balajar hal-hal yang tersirat, yang dimaksud adalah membaca dan belajar terhadap alam terkembang (sunnatullah), “alam takambang jadi guru”. Membaca dan mempelajari yang tersirat adalah kegiatan melakukan pengamatan/penelitian dan pengkajian berdasarkan pada fakta dan data.

  3. Membaca dan belajar dari pengalaman. Pengalaman adalah guru yang tebaik, begitu bunyi pepatah. Setiap pengalaman akan memberi pembelajaran kepada orang, jangan mengulangi kesalahan yang sama dilain waktu.

  4. Membaca berarti menganalisis. Mengurakan suatu pokok untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman secara keseluruhan

Setiap Sungguh beruntung orang yang suka membaca dan belajar dengan penuh semangat dan kesadaran, orang tersebut akan banyak memiliki ilmu. Jadi membaca dan belajar menjadikan keilmuan meningkat. Kalau ingin berilmu dan maju, harus banyak membaca.

Kalau seseorang membaca, dilakukan berulang-ulang, timbul rasa ingin tahu yang lebih dalam dari apa yang dibaca baik membaca buku atau alam terkembang. Bila keadaan ini telah terjadi, kegiatan tersebut merupakan awal (cikal bakal) atau embrio dari semangat dan keinginan tahu lebih banyak atau meneliti.



  1. MANFAAT MEMBACA


Orang yang suka membaca hal-hal yang tersurat, akan menjadi orang yang kaya akan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan ilmu bersumber dari ilmu pengetahuan (teori) terdahulu melalui logika (secara deduksi).

Orang yang suka membaca pengalaman orang lain atau sejarah akan mengarah menjadi seorang pengingat atau penasehat kepada orang lain



  1. PENA DAN MENULIS


Pena (kalam) adalah alat tulis, ditafsirkan menulis. Hasil dari menulis adalah tulisan.

Menyampaikan sesuatu ide/gagasan selain dalam bentuk tulisan dapat dilakukan dengan lisan dan/atau diskusi. Tulisan adalah penyampaian ide/gagasan dalam bantuk karangan (fiksi atau ilmiah). Tulisan jauh lebih baik dari lisan karena tulisan lebih lama keberadaannya dibandingkan dengan lisan

Sama dengan membaca dan belajar, pada tulisan terdapat pula tiga hal yaitu me-nulis yang tersurat, tersirat dan penagalaman hasil dari membaca dan belajar.

  1. Menulis hal-hal yang tersurat, adalah menuliskan hasil membaca dan belajar da-ri ilmu pengetahuan atau apa yang telah ditulis pendahulu.

  2. Menulis hal-hal yang tersirat, adalah menuliskan hasil membaca alam terkem-bang (sunnatullah

  3. Menulis pengalaman, adalah memberi pembelajaran kepada orang lain atas pe-ngalaman yang didapat. Setiap pengalaman yang ditulis dapat dievaluasi dan kaji ulang.

Perhatikan negara maju, mereka banyak menulis baik tulisan sendiri atau alih bahasa. Mereka menjadi terdepan dalam pengembangan ilmu. Kalau begitu bila ingin berilmu, harus membaca dan belajar, kemudian ditulis.



  1. MANFAAT MENULIS


Bila hasil membaca dan belajar dari hal-hal yang tersurat dan tersirat tidak ditulis maka pekerjaan membaca dan belajar akan mubazir, karena ilmu yang diperoleh hanya terpendam dalam diri sendiri. Selain itu akan menambah keyakinan dan percaya diri meningkat.

Kata pepatah klasik, Kekuatan pena lebih dahsyat daripada kekuatan satu batalyon tentara. Kekuatan pena juga mampu membuat spasi perenungan buat para pembaca. Tak jarang buah dari renungan tersebut mampu menggerakkan seseorang untuk berbuat sesuatu, selain tentunya menge-tahui apa yang sedang terjadi dibalik peristiwa.

Agar tulisan mudah dipahami dan enak dibaca tentu harus mengikuti aturan Aturan tersebut terdapat pada EYD.



  1. BERHITUNG


Membaca memang menghasilkan sesuatu. Selain untuk mengetahui secara kuali-tatif lebih dalam, ingin pula mengetahui kearah kuantitatif. Keinginan mengetahui yang bersifat kuantitatif inilah yang membangkitkan ilmu berhitung (aritmatika). Lihat ke ma-sa lalu, kegiatan membaca dan membaca, membaca dan belajar lebih dalam tentang tulis-an Allah (alam terbentang) yang membangkitkan ketahuan Muhammad bin Ahmad, lebih dalam lagi sehingga dia menemukan angka 0 (nol). Perhatikan apa yang terjadi bila tidak ada angka nol, ilmu-ilmu akan terlambat berkembang. Karena membaca alam Muhammad bin Musa Al Khawarizmi menemukan Aljabar, dasar-dasar matematika persamaan. Al Kawarizmi pulalah yang pertama kali mengungkap konsep Algoritma. Algorithma adalah suatu urutan langkah-langkah penyelesaian yang digunakan dalam bahasa komputer.

Ya..... kalau ingin berilmu dan maju, harus banyak membaca dan belajar berikut berhitung.



  1. MANFAAT BERHITUNG


Berhitung bermanfaat dalam meltih berlogika. Logika sangat banyak digunakan dalam berbagai hal. Logika membimbing manusia kepada suatu kesimpulan yang bisa diperdebatkan. Betul, semua tidak bisa dijelaskan dengan logika, misal cinta. Cinta tidak bisa dibahas dengan logika. Para pakar sepakat logika adalah alat membimbing cara berpikir untuk mencapai sesuatu.



  1. MEMBACA, CARA BELAJAR, MENELITI DAN MENULIS


M. Imaduddin Abdurrahim terkenal dengan Bang Imad, menegaskan, bahwa “memang Al-Quran sangat menggalakkan manusia memperhatikan dan meneliti alam dan menemukan ayat-ayat (sunnah) Allah yang mengatur alam itu”. Ibnu Rusydi, sarjana muslim yang terkenal itu mengatakan, “bahwa alam raya ini adalah kitab Allah yang pertama sebelum kitab-kitab lain yang berbentuk kumpulan wahyu-Nya”. Ya....... gejala alam telah berbicara kepada mereka yang mau mengerti akan ayat-ayat Allah, yang telah dipatuhi alam itu.

Tidak ada batas waktu dalam menuntut ilmu (membaca dan belajar). Hadist nabi menyatakan belajar dimulai sejak dari buaian (ayunan) sampai meninggal atau PBB menyatakan pendidikan sepanjang hidup (long life education).

Dari paparan di atas sari-patinya tertuang dalam kalimat berikut “bacalah dan pelajari, amati atau teliti, yakini, amalkan, kemudian sampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan”



  1. Ayo Membaca di Bulan Ramadhan


Jelas sekali tampak dari paparan diatas, bahwa membaca, belajar, berhitung meneliti dan menulis wajib dimiliki untuk semua orang. Manusia wajib membaca, belajar dan meneliti kebenaran ayat-ayat Al Quran dan ayat-ayat Allah yang tersebar dimuka bumi. Hasil membaca (al Quran dan alam terbentang), tentu untuk diterapkan dalam kehidupan t di bumi, menuju masyarakat madani bermuara pada kebahagiaan kehidupan diakhirat yang kelak.

Bila membaca al Quran ber ulang-ulang kemudian diresapi, itu berarti mempelajari (bukan hanya sekadar membaca) untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, kehidupan sosial dan bermasyarakat, untuk mencapai kesejahteraan dalam upaya meningkatkan produksi (pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan, pertambangan), merancang peralatan produksi, transportasi, ekonomi mikro dan makro, perbankkan, pusat perbelanjaan dll., berbasis Islam

Untuk itu ayo/mari membaca Al Quran dari sekarang untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu hal ini akan menambah keyakinan kebenaran ayat-ayat tersebut. Membaca tidak hanya di bulan ramadhan, artinya tetap berlanjut bulan-bulan berikutnya. Ya..... perlu penegasan sekali lagi “bacalah dan pelajari, amati atau teliti, yakini, amalkan, kemudian sampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan”

Selasa, 28 Oktober 2008

Strategi Biaya Mutu Pendidikan


Ditulih dek Haslizen Hoesin
  1. Pendahuluan

Biaya mutu sedikit diperhatikan oleh lembaga pendidikan. Hal ini disebabkan ka-rena lebih menekankan pada biaya proses belajar mengajar dan biaya-biaya lain secara menyeluruh. Sebenarnya biaya mutu itu tersembunyi pada proses belajar-mengajar dan pelayanan dalam bentuk biaya kegagalan dalam (failure internal) dan biaya kegagalan lu-ar (failure external).

Bagaimana strategi lembaga pendidikan terhadap biaya Mutu? Jarang mereka perhatikan dan dirinci. Untuk itu perlu pemahaman terhadap biaya mutu dan strategi biaya mutu.


  1. Strategi Biaya Mutu

Perhatian lembaga pendidikan muncul terhadap biaya mutu disebabkan akuntan mulai berpikir terhadap mutu produk (kemampuan yang diperoleh peserta didik dan alumni), jadi tidak hanya biaya saja. Apalgi bila lembaga pendidikan mengajukan per-tanyaan. Apa hubungan biaya dengan mutu dan waktu.

Selama ini para akuntan belum menyadari bahwa mutu dapat didekati dengan bia-ya-biaya yang dikeluarkan pada proses belajar-megajar dan jasa, yaitu kegagalan peserta didik atau tidak dapat menyelesaikan studi atau tidak dapat melanjutkan studi ke pendi-dikan berikutnya. Sisi lain, terlihat dari beberapa pengalaman, banyak orang tua dan pe-serta didik tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan lembaga pendidikan sedangkan mereka mengeluarkan biaya yang cukub besar.

Peserta didik dan orang tua merasa kehilangan sesuatu, tidak mendapatkan yang diharapkan dan mereka tidak tahu penyebabnya secara cinci dan jelas. Diakui pula bah-wa pengertian biaya yang dianut (pada umumnya) sekarang tidak dikaitkan dengan mutu produk (kemampuan peserta didik dan jasa pelayanan) yang diberikan lembaga pendidik-an. Biaya mutu tidak dijadikan dasar dalam pengambilam keputusan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan (proses belajar-mengajar).

Sistem pengukuran dalam biaya mutu, yang utama adalah menjadikan mutu seba-gai tujuan strategi pendidikan. Strategi tersebut diantaranya menurunkan biaya, mening-katkan mutu (proses belajar-mengajar dan pelayanan yang diberikan), memperpendek waktu peserta didik mendapat pendidikan yang lengkap.

Strategi tersebut harus memperhatikan strategi biaya mutu sebagai tujuan obyek-tif. Jadi tujuan obyektif itu terdiri dari tiga komponen yaitu mutu, biaya dan waktu, dise-but juga strategi segitiga mutu, biaya dan waktu


  1. Biaya Mutu

Biaya mutu didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dan dihubungkan de-ngan kepuasan pelanggan pada tingkat (level) tertentu terhadap produk (kemampuan alumni dan pelayanan yang diberikan). Sistem biaya mutu bukan merupakan tambahan biaya dari aktifitas menghasilkan produk (kemampuan alumni dan Jasa pelayanan), tapi adalah biaya yang dikeluarkan, diluar biaya kegiatan proses (proses belajar-mengajar) untuk mencapai mutu yang ditetapkan. Itulah yang disebut biaya mutu.

Jadi pada lingkungan pendidikan, kegagalan produk adalah kegagalan peserta di-dik meneyelesaikan studi dan melanjutkan pendidikan.

Aspek yang sangat penting dari matu proses belajar-mengajaer adalah ketidak ha-diran cacat atau kegagalan, artinya tidak ada biaya untuk memperbaiki cacat atau kega-galan, untuk menjadikan konsumen puas. Mutu yang dijadikan ukuran diantaranya ada-lah apa yang ditulis/disajikan pada iklan/promosi.

Bila terjadi peserta didik tidak dapat menyelesaikan pendidikan sesuai dengan ha-rapan, maka dilakukan proses belajar-mengajar kembali sebelum mereka melanjutkan pendidkan pada jenjang pendidikan berikutnya. Keadaan ini termasuk kedalam biaya mutu.

Tujuan dari biaya mutu adalah membantu manajemen (pengelola) untuk memak-simalkan proses belajar-mengajar dan pelayanan yang diterima pelanggan. Jadi bila se-orang peserta didik tidak dapat menyelesaikan pendidikan atau terjadi ujian ulangan, ke-jadian ini adalah menjadi biaya mutu

Biaya mutu dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yaitu biaya pencegah-an, penilaian, biaya kegagalan dalam (internal) dan luar (external).



3.1 Biaya Pencegahan

Biaya pencegahan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk meminimumkan peserta didik yang keluar sebelum selesai/lulus (dropout). Biaya pencegahan sering men-jadi biaya yang tidak banyak diketahui dikeluarkan dan memberikan efek ganda terhadap penurunan penilaian dan biaya kegagalan.

Biaya pencegahan diantaranya

    1. Biaya seleksi penerimaan peserta didik,

    2. Biaya pelatihan/kursus pengajar (SDM) maupun peserta didik,

    3. Biaya memotifasi peserta didik.

    4. Biaya pengujian ulang (re.exmination)


3.2 Biaya penilaian

Biaya penilaian berhubungan dengan biaya-biaya aktifitas pendidikan. Biaya pe-nilaian adalah yang berhubungan dengan

  1. Biaya umpan balik

  2. Biaya penilaian terhadap peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan.


3.3 Biaya kegagalan dalam

Biaya kegagalan dalam adalah biaya-biaya yang terjadi hasil cacat dan kegagalan dalam, yang memberikan kontribusi kepada kegagalan peserta didik. Kegagalan tersebut memberikan dampak pada kapasitas kelas.

  1. Biaya Sumber daya manusia

  2. Biaya yang dikeluarkan, akhirnya peserta didik gagal,

  3. Hutang piutang peserta dididik yang gagal tidak dibayar.

  4. Opportunity cost akibat kapasitas kelas diisi oleh peserta didik yang mengulang,


3.4 Biaya kegagalan luar

Biaya-biaya kegagalan luar sangat penting diperhatikan, karena biaya ini meng-gambarkan mutu yang dibawa peserta didik kependidikan berikutnya atau di masyarakat. Biaya kegagalan luar meliputi:

  1. Peserta didik sebagai pelanggan:

    1. Uang pendidikan

    2. Pendidikan tambahan mencapai mutu yang diharapkan

    3. Kerugian waktu

  1. Lembaga pendidan lebih lanjut

    1. Tambahan pendidikan untuk menyeragamkan pengetahuan

    2. Kerugian waktu


  1. Pemberi Beasiswa.

    1. Pemborosan bantuan yang diberikan akibat kegagalan lembaga pendidikan

    2. Pemborosan bantuan yang diberikan kepada peserta didik yang gagal


  1. Biaya Mutu Total

Untuk memperoleh gambaran mengenai biaya yang digunakan dalam biaya mutu diperkenalkan biaya mutu total. Biaya mutu total adalah gabingan dari kegagalan luar, dan dalam, biaya penilaian dan biaya pencegahan. Dari keempat biaya tersebut dapat di-buat model biaya mutu total minimum, lihat gambar 1



KIKTINGGI KOTA WISATA SEJARAH

Masyarakat Agam memberikan sebutan yang sangat akrap kepada Bukittinggi, yaitu Bukik atau Kiktinggi atau Pasa. Kik adalah singkatan dari Bukik (Bukit) dan Pasa (pasar). Konon kabarnya kota Bukitinggi berasal dari balai atau pasa rakyat. Sebelum kedatangan Belanda (1823), pasa telah ramai didatangi pedagang dan penduduk sekitar. Pasa tahun 1858 berbentuk Pasa Serikat dan tahun 1918 telah berbadan hukum. Belanda mengembangkan pasa menjadi kota karena melihat potensi Agam Tuo dan sekitar saat itu. Ada pendapat Bukittinggi telah ada sejak 185 tahun atau bahkan dua abad yang lalu.

Bukik atau Kiktinggi atau Bukit Tinggi atau Bukittinggi memang nama yang cocok, karena berada di 7 bukit di tengah Luak Agam Tuo. Pusat kota berada diatas bukit tertinggi. Bukittinggi, berada di ketingian 909 sampai 941 meter dari permukaan laut, beriklim sedang, berhawa sejuk, suhu 170 – 240 C dan kelembaban udara 82 – 90.8 %. Hujan turun sepanjang tahun, curah hujan rendah bulan Februari, April dan Mei.

Kiktinggi dikenal pula dengan nama Fort de Kock, mengikuti nama benteng di bukit Jirek dan Parijs van Sumatra (zaman Belanda), Bukit Tinggi Baru (zaman Jepang), Tri Arga dll. Sekarang Bukittinggi dikenal “Tanah Abang II” atau “Kota Wisata” dan Jam Gadang sebagai “landmark”-nya.

Apakah pariwisata dan wisata? Pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta, secara estimilogi terdiri dari kata pari dan wisata. Pari berarti, banyak, berkali-kali, atau lengkap dan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Secara lengkap, satu diantara beberapa penertian adalah “bepergian atau perjalanan yang dilakukan kesuatu tempat bukan untuk bekerja, bersifat sementara dan sukarela dari seseorang ataupun beberapa orang dengan bersenang-senang, menikmati obyek dan daya tarik wisata dan mendapat pengalaman yang tak terlupakan atau kenangan indah”. Bila wisata sejarah, tentu obyek dan daya tarik mengenai peninggalan.

Bukittinggi disebut kota wisata, karena banyak obyek wisata di dalam kota dan di sekitarnya, yang dapat dijangkau dalam waktu relatif pendek. Lokasi wisata di dalam kota seperti Jam Gadang, Pasa (makanan, makan dan belanja). Tempat lain diantaranya Ngarai, Lubang Japang, Benteng, Panorama, Panorama Baru, Taman Bundo Kanduang, rumah Bung Hatta, jembatan Refleksi, mesium Tridaya Eka Darma dan patung/tugu.

Istirahat, Hotel dan “Home Base”

Kiktinggi sebagai tempat istirahat atau kota wisata sudah melekat sejak zaman

penjajahan. Dalam kaba dan buku sejarah ditulis bahwa orang Balanda, Jepang dan pribumi yang menetap di Padang istirahatnya di Bukitinggi. Mereka menginap di Centrum, Park Hotel dan Melati. Sekarang, di Bukittinggi telah ada biro perjalanan dan beragam tempat penginapan, mulai dari losmen sampai hotel berbintang empat.

Di masa perjuangan kemerdekaan, Hotel Centrum, Park Hotel dan Hotel Melati ikut pula mengukir sejarah. Hotel-hotel tersebut sekarang sudah tidak terdengar lagi. Seandai masih ada, dipugar, difungsikan kembali sebagai hotel atau dijadikan mesium dengan tidak merubah bentuk aslinya. Lihat Bandung (Savoy Homan, Gedung ITB, dll). Jakarta (Musium Fatahillah, Masjid Cut Nyak Din dll).

Selain tempat istirahat, Bukittinggi juga sebagai “home base” , karena mau raun keluar kota silakan, sore sudah kembali lagi kepenginapan. Lokasi wisata di sekitar kota dapat dicapai dengan jalan kaki, bendi atau sepeda sekitar 1–2 jam. Bila cukup jauh, menggunakan kendaraan pribadi atau pakai biro perjalanan, juga dapat dijangkau 1–2 jam. Bukittinggi dapat dicapai 90 menit dari Padang (Bandara Internasional Minangkabau Katapiang). Bila pelancong berada di Bukittinggi, mereka dapat menyusun strategi atau merencanakan bepergian ketempat lain ke seantero ranah Minang. Bukitinggi juga berada di persimpangan jalan menuju Bonjo, Payokumbuah, Padangpanjang dan Maninjau. Kenyataan ini tambah mengukuhkan Bukittinggi sebagai tempat strategis dan sebagai home base bagi wisatawan.

Jam Gadang,

Di atas bukit yang tertinggi, di tengah kota, terdapat sebuah menara jam, disebut penduduk “jam gadang”. Kemudian melekat menjadi nama menara jam tersebut. Mesin jam tiba 5 Oktober 1926 di Emma Haven (Taluak Bayua atau Teluk Bayur) dari Belanda, hadiah dari Ratu Juliana. Tidak lama setelah sampai, di bungun menara jam dekat pasa.

Menara berbentuk panggung (tipe rumah minang), empat persegi, bertingkat lima dan puncak, cukup ramping dan tidak terlalu besar. Pada masing-masing sisi dibawah puncak terdapat piringan jam, jendela dua dan tiga. Karena sisi-sisi berjendela, ruang dalam menara terang (ciri bangunan tropis, memanfaatkan cahaya matahari). Konon, menurut cerita, bangunan tanpa semen, campuran yang digunakan kapur, putih telur dan pasir putih. Peletakan batu pertama oleh anak Controleur Dutchman Rook Maker berusia 6 tahun. Menara dirancang dan dikerjakan oleh putra Agam Tuo. Arsitek opzichter Jazid Abidin dari Koto Gadang dan pemborong Haji Moran dari Birugo. Sebagai mandor Haji Moran menunjuk Datuak Gigi Ameh asal Birugo.

Bentuk puncak telah berubah tiga kali. Semula berbentuk kubah dengan diameter 80 cm. Di atas kubah terdapat patung ayam jago sedang berkokok, posisi mengarah ke timur (menyindir penduduk Agam Tuo bangun kesiangan) dan berkibar bendera Belanda. Pada zaman Jepang kubah diganti kuil persegi corak khas Jepang dan berkibar bendera Jepang. Sesudah kemerdekaan bentuk atap kuil diganti dengan gonjong (ciri khas Ranah Minang) disebut “serambi” dan berkibar Merah Putih.

Panggung bertiang delapan dengan ruangan berbentuk kubus, panjang sisi-sisi dalam 300 cm dan sisi-sisi luar 640 cm. Empat tiang ukuran alasnya 190 x 190 cm dan yang lain 64 x 158 cm. Antara tiang berbentuk seperti U terbalik, lebar 98 cm dan tinggi 210 cm. Ruang panggung pernah digunakan tempat menjual karcis mobil. Ruang tingkat pertama, kedua, ketiga, keempat dan piringan jam, panjang sisi dalam 300 cm dan tinggi 405 cm. Serambi berdinding kaca, panjang sisi dalam 245 cm, tinggi 425 cm dan tebal tiang 40 cm. Tebal diding lantai pertama 90 cm. Setiap tingkat terdapat janjang (tangga) terbanyak 17 anak janjang, curam, merapat ke dinding dan berbelok menyiku. Naik kelantai pertama melalui dua janjang tembok kiri dan kanan.

Ruang piringan jam dibagi dua. Bagian bawah tempat mesin jam dan atas tempat lonceng. Mesin jam, mirip jam lemari atau Junghans ukuran besar. Jam digerakkan dengan sistem kerek dengan dua pemberat, pengganti per. Satu pemberat menggerakan roda bergerigi miring pengayun bandul, yang lain menggerakan roda pemukul lonceng. Pada ruangan tempat lonceng, terdapat pula sumbu tegak dari mesin jam dan empat sumbu datar memutar jarum jam di keempat sisi bangunan. Sumbu tegak dan sumbu datar dihubungkan dengan roda gigi secara tegak lurus, seperti putaran mesin mobil ke roda belakang.

Waktu yang ditunjukan jam sudah tidak tepat lagi, harus dicocokkan 2 menit perhari. Keadaan ini dapat dimaklumi, karena roda gigi pengayun bandul sudah tumpul dan haus karena usia, meskipun pemeliharaan mesin jam dilakukan dengan baik. Bunyi lonceng jam cukup keras, dulu pada sekitar tahun kemerdekaan bunyi jam sampai terdengar kepinggir kota bahkan sampai ke Koto Gadang.

Di sekitar menara (Jam Gadang) terdapat taman dan pelataran. Taman pada zaman Belanda bernama Raafplein sedangkan zaman Jepang bernama Kobayashi, sekarang bernama Sabai Nan Aluih. Pelataran berdiameter 13 m. Di sebelah selatan, terminal bus, terus ke selatan bangunan kantor Asisten Residen dan rumah dinas. Komplek ini sekarang dijadikan Istana Negara Bung Hatta. Di sebelah barat kantor polisi dan pompa bensin. Di sebelah utara tempat pemberhentian bendi dan di seberangnya terdapat toko dan Loih Galuang. Di sebelah timur jalan raya ke arah selatan. Awal tahun 60-an terdapat gerbang bergonjong arah ke Tri Arga (Istana Bung Hatta).

Jam Gadang memiliki beberapa keistimewaan, yang menjadikan Jam Gadang terkenal. Keistimewaan pertama adalah rasa kagum, terpesona dan mungkin terharu bila melihat Jam Gadang. Bila anda berpikir mengenai konstruksi dan gaya arsitektur maka itu adalah keistimewaan kedua dan ketiga.

Saat Perang Padri, Jam Gadang digunakan Belanda untuk mengintai gerak gerik pengikut Imam Bondjo (Bonjol). Jam Gadang juga mengukir sejarah kemerdekaan, karena tanggal 27 September 1945 Merah Putih berkibar untuk pertama kali di puncaknya, menggantikan bendera Jepang. Merah Putih yang berkibar diatas Jam Gadang merupakan kepuasan/kelegaan rakyat dan pemuda Bukittinggi dan Agam, rakyat menyaksikan gembira, terharu dan menangis. Itulah keistimewaan Jam Gadang ke empat. Tanggal 4 Oktober 1945 dilakukan penaikan bendera Merah Putih di Jam Gadang secara resmi atas instruksi gubernur Sumatra yang berkedudukan di Medan. Jam Gadang telah berdiri kokoh selama 78 tahun, ini keistimewaan Jam Gadang ke lima.

Dulu, sekitar Jam Gadang hari Satu (sabtu) sore tidak ramai seperti sekarang. Sekarang pelataran bernama Sabai Nan Aluih itu berlantai tembok, ramai dikunjungi untuk bersantai dan berakhir pekan. Pelancong yang berakhir pekan diantaranya datang dari Pakan Baru, Jambi dan masyarakat Ranah Minang. Pelataran lebih ramai lagi setiap Idul Fitri, dipadati oleh perantau yang mudik, keistimwaan ke enam

Jam Gadang selain di pusat kota, terdapat juga di pinggir jalan memasuki kota. Jam Gadang itu kecil setinggi 3 meter dan sisi 1 meter, disebut “Jam Gadang Ketek atau Kaciak”. Jam Kaciak/Ketek sebagai tanda batas kota dengan Nagari yaitu di Birugo, Bukik Ambacang dan Parik Putuih. Jam Gadang Ketek lain (tinggi sekitar 4 m), juga terdapat diperumahan penduduk antara pinggir Ngarai dengan Rumah Sakit Islam Yarsi, keistimewaan jam gadang ke tujuh.

Pernahkan anda naik keatas Jam Gadang? Anda pasti akan terpesona melihat kesekeling sejauh mata memandang. Betapa indah pemandangan alam melingkari Bukittinggi. Anda melihat Marapi dan Singgalang dengan selepas pandangan. Bisa melihat Kamang (pusat pergerakan Tuanku nan Renceh) dan lebih jauh lagi Bonjo (pusat pergerakan Paderi). Melihat Puncak Lawang tempat paralayang (paragliding). Melihat nagari Kapau, pengusaha rumah makan Kapau. Sungai Pua dengan indusri kerajinan logam, Gaduik dengan bandaranya, Palupuah dengan bunga Raflesianya, Koto Gadang dan Pandai Sikek dengan tenunannya, dll., keistimewaan Jam Gadang yang ke delapan. Bila anda sedang berdiri dipelataran Jam Gadang, berimajinasi dan berimajinasi, itu keistimewaan ke sembilan, sepuluh dst

Diluar perkiraan, pelancong jarang yang naik Jam Gadang. Kenapa serambi Jam Gadang tidak berperan sebagai wisata alam melihat keindahan alam sekitar Bukitinggi? Atau kenapa pelancong tidak berminat naik?

Sekarang Bukittingi sedang giat membangun. Pembanguan juga dilakukan disekitar Jam Gadang. Tinggi bangunan yang dibangun disekitar Jam Gadang harus lebih rendah atau sepinggang Jam Gadang. Bila lebih tinggi dan lebar. Pertama, tentu akan merubah perhatian terhadap Jam Gadang. Kedua, kemegahan Jam Gadang akan berkurang dan/atau tidak terlihat lagi. Ketiga, bila pelancong berada di serambi, pandangan tidak leluasa melihat keindahan alam disekitar Bukittinggi.

DPRD, Pemkot dan Dinas Pariwisata secara bersama-sama dan sepakat menata tata ruang kota, khususnya bangunan disekitar Jam Gadang, untuk menjaga kekhasanya. Bila tidak, berarti beberapa keistimewaan atau kekhasan yang selama ini dibangggakan untuk mengundang wisatawan akan hilang. Pemkot Bukittinggi sebaiknya belajar dari DKI aturan tinggi bangunan disekitar Monas. Perhatikan Bali, bangunan tidak boleh melebihi pohon kelapa. Perhatikan bangunan tua Capital Building di Washington DC. tetap tampak dominan ditengah kota modern.

Kereta Api

Bukittingi dilintasi jalan kereta api Padang Panjang-Payokumbuah. Rel kereta api Padangpanjang-Bukittingi dibangun mulai 1888 selama 30 bulan. Rel Bukittingi-Payokumbuah dibangun mulai 1985 selama 12 bulan. Di lintasan Padangpanjang-Payokumbuah terdapat pendakian dan penurunan. Di daerah ini rel tiga buah, satu rel berada di tengah. Rel yang di tengah bentuknya seperti rantai sepeda tapi kaku dan lebih tinggi dari rel kiri-kanannya. Rel tersebut berfungsi untuk meniadakan slip (tergelincir) saat lokomotif mendaki dan direm. Lokomotif yang melintasi Bukittinggi digerakkan dengan uap dan mempunyai roda penggerak (driving wheel) bergerigi. Di pendakian dan penurunan, roda gerigi masuk dan bertumpu pada rel tengah.

Di Kiktinggi terdapat dua Stasiun yaitu stasiun besar di Tarok (jalan Stasiun) dan stasiun pemberhentian di Pasa Bawah di depan surau Inyiak Djambek. Stasiun Kereta Api di Jalan Stasiun, ternyata mempunyai kenangan dalam pengibaran Merah Putih. Pengibaran bendera dipelopori oleh pemuda DKA, tanggal 28 September 1945. Pada peristiwa ini tidak terjadi pertumpahan darah, meskipun masyarakat yang datang ke stasiun membawa ruduih, ladiang, kapak, sabik, pisau dll

Kenangan lain, khusus bagi penduduk, pelajar dan siswa, yang berasal dari Baso, Biaro dan Tanjuang Alam, Koto Baru, Padang Lua sekitarnya, umumnya Agam Tuo. Mereka ke/dari Kiktinggi dan ke kota lain dengan kereta api. Lokomotif yang beroperasi di Bukittingi antara lain: E1016 konstruksi Esslingen (3989/1920), sekarang di Taman Mini Jakarta. E1060 konstruksi Esslingen (5316/1966) dibuat Jepang, di Museum Kereta Api Ambarawa, masih baik dan difungsikan untuk membawa turis.

Bangunan stasiun, sekarang di tempati pensiunan PJKA. Kenapa lokasi tersebut tidak dijadikan saja museum kereta api seperti di Ambarawa atau sebagai bangunan bersejarah dan di pugar? Museum akan memberi tahu kepada generasi sekarang dan masa datang akan keberadaan kereta api di Agam, tidak hanya dalam tulisan sejarah saja. Apakah suatu saat nama jalan stasiun diganti dengan nama lain? Wallahualam.

Pasa (Pasar)

Sebagai kota wisata belumlah lengkap bila tidak ada tempat belanja, makan,

makanan ringan dan barang bawaan. Di Bukittinggi ada kesemua itu pada lima pasar yaitu Pasa Ateh (Atas) diatas bukit, Pasa Teleng atau Lereng (di lereng bukit pasa Ateh), Pasa Bawah, Pasa Banto dan Simpang Aua Kuniang dan ada pula pasa Pasa Jawi (pasa ternak). Pasa ternak sekarang di Garegeh sebelumnya di Mandiangin, pindahan dari pasa Jawi. Pasa Ateh berdekatan dengan Jam Gadang merupakan pusat pasar, disebut juga pasa Gadang.

Di bagian timur Pasa Ateh, terdapat dua jajaran bangunan tua mengapit jalan Saudagar. Tempat bagunan tua itu disebut Bulakang Pasa. Petunjuk bangunan itu lama, dari bentuknya yang khas terutama dibagian tengah dan ujung. Di bagian ujung tertulis anno 1917. Kenapa bangunan ini tidak dipugar? Sehingga di Bukitinggi ada “Pasa Tua”, kalau di Padang ada “Kota Tua”. Bangunan lain yang terkanal adalah Janjang Ampek Puluah, tangga melintasi perumahan penduduk Bawah Pasa.

Di Bukittinggi kegiatan pasa awalnya hari Satu (Sabtu), karena semakin ramai diadakan pula hari Raba’a (Rabu). Hari-hari lain pasa diselenggarakan di nagari sekitar Kiktinggi. Pasa di nagari disebut balai atau pakan. Balai karena diselenggarakan di lapangan dekat balai adat. Pakan karena diadakan sekali “sapakan” (sepekan). Nama balai/pakan disesuaikan dengan nama hari, yaitu Akad (Ahad), Sinayan (Senin), Salasa (Selasa), Kamih (Kamis)dan Juma’at (Jum’at). Di Nagari yang jauh dari Bukittingi, pakan/balai dapat dilaksanakan selain hari Sabtu dan Raba’a

Pedagang Pasa Ateh dan Pasa Bawah ternyata memberikan andil pula pada peristiwa penaikan bendera di Stasiun Kereta Api, terutama kadai basi (toko besi) orang Sungai Pua. “Masyarakat mengambil ruduih, ladiang, kapak, arik dan pisau di toko-toko tersebut, setelah selesai dikembalikan tanpa ada yang hilang”, kata Hadjimar Bermawi yang menyaksikan kejadian tersebut.

Sampai akhir tahun 80-an di jalan sekitar pasa Teleng dan diantara toko permanen di tengah pasa, pedagang berjualan di bawah “payung kertas”. Pasar usai atau tidak Pakan, payung disimpan, orang dapat berjalan leluasa dan santai melewati jalan dan menikmati pemandangan. Itu ciri khas pasa Bukittinggi sampai tahun 80-an.

Sekarang Pasa Ateh lebih dominan makanan berat dan ringan, sovenir (barang hasil kerajinan rakyat seperti sulaman, bordir, logam, tenunan dan songket), kaset dan VCD Minang. Pasa bawah lebih dominan keperluan sehari-hari. Pasa Teleng dominan makanan. Pasar Simpang Aua lebih dominan grosir.

Pasa Ateh, Bawah dan Teleng yang dahulu dipenuhi payung kertas, sekarang

dipenuhik dengan kedai semi permanen. Janjang sempit dilewati, karena ditempati pedagang berjualan dan kotor, pelancong/wisatawan segan datang untuk berbelanja dan berjalan menikmati suasana pasa. Batang Ayia pasa Bawah ditutup dijadikan tempat kios. Arsitektur tata ruang dan bangunan Bukittingi dulu dipuji oleh banyak orang.

Dari data Ranah-Minang.com diketahui, Pasa Ateh didominasi pedagang grosir, Pasa Bawah dan Simpang Aua pedagang eceran (tradisional). Total pedagang eceran dan grosir 9056 pedagang, 75 % adalah pedagang eceran. Data tersebut menjelaskan, bahwa pasa memiliki beberapa kekhasan. Pertama, pedagang didominasi oleh pedagang eceran. Kedua, pedagang didominasi oleh orang Minang (itu kebanggaan). Usaha eceran ternyata memberikan kehidupan banyak keluarga, kekhasan ketiga. Ke Empat, tentu PAD Bukitinggi terbesar dari pedangan eceran.

Pasa di Bukittinggi terlihat jelas pasar tradisionalnya, yaitu dari kegiatan pasar yang bergilir dengan pakan/balai nagari. Itulah keunikan pasa Bukittinggi dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, kekhasan ke lima. Volume penjualan di kedua hari tersebut jauh melapaui total 5 hari lain, kata pedagang pasa Aua Kuniang. Kalau begitu Bukittinggi harus dikembangkan dan dirancang pasa tradisional, tertata, bersih, bernuansa moderen dan menyenangkan, tentu meningkatkan pedapatan masyarakat Minang. Untuk itu Pemkot perlu belajar dari Singapura, Kuala Lumpur dan Tokyo mengelola pedagang eceran.

Penutup

Apabila Pemkot dan DPRD menyatakan Bukittingi sebagai kota wisata (obyek peninggalan) dan pasa, maka yang dikagumi dan dinikmati wisatawan adalah keaslian bangunan dan kebersihan dan tata ruang pasa, keramahan pedagang, mutu barang, harga yang bersaing dan seni berolah tawar. Bangunan bersejarah dipugar, bukan dirombak atau diganti dengan yang baru. Penyadaran kepada pedagang tentang berdagang yang ramah dan baik. Pedagang diharuskan menjaga kebersihan disekitar tempat usahanya, pekerja kebersihan hanya mengambil yang telah dikumpulkan. Untuk pengembangan wisata dan ruang, Pemda pasti memiliki Rencana Induk Pembangunan Pariwisata dan Rencana Tata Ruang Wilayah. Pimpinan dan manajemen kota sebagai pemegang kebijakan, tentu harus berpegang pada rencana tersebut.

Yaaaaa. Dapatkah Bukittinggi menjadi kota wisata sejarah dan belanja yang tertata, ramah, bersih dan menyenangkan sebagaimana, sebagai sebuah kota wisata?


Konsumsi BBM Dibatasi,Radiasi Matahari: Sumber Energi, Energi dan Sumber Informasi

Ditulih dek Haslizen Hoesin

Pertengahan April Wakil Presiden M.Yusuf Kalla berkunjung ke Cina. Satu dari beberapa kegiatan adalah peninjauan kemungkinan kerja sama pembangkit energi listrik dengan batu bara. Menristek (mantan rektor ITB) Dr. Kusmayanto Kadiman (22 April) ceramah di ITB mengenai pembangkit tenaga listrik dengan batu bara dan gas panas bumi sebagai pembangkit energi listrik, berada dekat sumber bahan baku (selain BBM). Diharapkan dengan cara ini sumber-sumber daya pembangkit tenaga listrik dapat dioptimalkan, biaya listrik dapat ditekan, sehingga harga jual listrik murah dan kekurangan energi listrik dapat diatasi. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pernah pula mencanangkan hemat listrik.

Meneg PPN/Kepala Bapenas Paskah Suzetta (25 April) berkata: “Akan ada pembatasan penggunaan BBM ......”. Kebijakan ini satu dari beberapa alternatif solusi akibat melambungnya harga minyak mentah dunia. Menurut Menhub Hatta Rajasa (26 April 2006), “Sebesar 95 juta ton BBM dipakai sektor transportasi, 80 % diantaranya oleh angkutan darat dan kendaraan pribadi”. Pernyataan Menhub adalah urutan ke lima, mengenai upaya penghematan BBM.

Bila berbicara mengenai energi, selain energi konvensional (BBM, Batu Bara dll.), Panas Bumi dll. adalah energi radiasi matahari. Energi radiasi matahari tersedia sepajang tahun, gratis dan sangat dekat dengan lokasi yang membutuhkan. Energi radiasi matahari adalah sumber energi yang tidak ada pembandingnya untuk kehidupan dan pembangkit (generator) berbagai energi di permukaan bumi.

Berkenaan dengan energi yang harus kita pikirkan, Pertama, bagainama cara penghematan energi listrik dan konvensional (BBM) karena pasti habis. Kedua, bagaimana memanfaatkan energi matahari yang tersedia gratis, seoptimal mungkin. Ketiga, bagaimana cara menjaga kondisi atmosfir tetap bening supaya mutu radiasi matahari terjaga setiap saat

Faktor yang mempengaruhi mutu dan ketersediaan energi radiasi matahari di permukaan bumi adalah deklinasi, geografis tempat dan kebeningan atmosfir. Geografis dan deklinasi dijadikan pendorong mengoptimalkan pemakaian energi matahari, sedangkan kondisi atmosfir dijadikan sebagai peringatan akan keadaan atmosfir.

Agar energi radiasi matahari dapat dimanfaatkan secara optimal, diperlukan beberapa pemahaman, bahwa radiasi matahari adalah gelombang elektromagnetik (EM). Pengertian lain adalah spektral radiasi, radiasi (langsung, baur, global dan normal), konsatanta radiasi matahari (solar constant) dan kandungan Atmosfir.

Mutu dan Kegunaan

Radiasi gelombang EM matahari, dalam pemakaian dipisahkan menjadi dua batasan yaitu konstanta radiasi matahari (solar constant) dan spektral. Mutu radiasi matahari selalu dikaitkan dengan spektral, sedangkan jumlah dengan radiasi global. Spektral dan jumlah radiasi matahari ditepi luar atmosfir bumi sangat berbeda dengan spektral dan jumlah radiasi matahari di permukaan bumi. Perbedaan disebabkan oleh komposisi kandungan atmosfir, diantaranya Uap Air (H2O), Nitrogen, Oksigen, Argon, CO2, Helium, Kripton, Xenon, Debu, Aerosol dll. Variasi komposisi kandungan atmosfir sangat ditentukan oleh aktifitas manusia. Kegunaan energi radiasi matahari adalah untuk poto biologi, poto kimia, solar cell, kegunaan panas dll. Bentu spektral radiasi matahari ditepi luar atmosfir, dipermukaan bumi dan daerah pemanfaatannya lihat gambar 1


Spektral Radiasi Matahari

Spektral radiasi matahari fungsi dari panjang gelombang (gambar 1), mulai dari sinar X (1 A0) dan dibawahnya, sampai gelombang radio (100 m) dan di atasnya. Spektral yang dibahas selanjutnya adalah radiasi optik yaitu ultra lembayung (violet), cahaya tampak (visual) dan radiasi gelombang panjang (infra merah).

Ultra lembayung dengan panjang gelombang < lang="id-ID"> Mutu dan jumlah radiasi ultra lembayung yang sampai di permukaan bumi dipengaruhi oleh lapisan ozon. Tebal-tipis lapisan ozon dipengaruhi oleh polusi udara, diantaranya CO2, CH4, N2O dan CFC (freon). Bila lapisan ozon menipis maka ultra lembayung banyak mencapai permukaan bumi. Radiasi Ultra lembayung yang berlebihan memberikan efek: Pertama, Abiotik pada procaryotes dan vieus, berhubungan langsung terhadap efek mutagenik pada mikro organisme, Kedua, Erythermal pada kebersihan kulit manusia, berhubungan langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kanker (canceregenik), Ketiga, katarak. Keempat, menurunkan daya tahan tubuh.

Cahaya tampak berada di daerah panjang gelombang antara 0.38 sampai 0.78m, dapat dilihat oleh mata telanjang. Mutu dan jumlah cahaya tampak dipermukaan bumi dipengaruhi oleh kebeningan atmosfir. Bila kebeningan berkurang (keruh), mutu dan jumlah cahaya tampak akan berkurang mencapai permukaan bumi. Kebeningan atmosfir dipengaruhi oleh asap, debu dan partikel aerosol. Cahaya tampak berhubungan langsung dengan potositesis pada tumbuh-tumbuhan untuk menghasilkan O2. Bila kadar O2 rendah di alam, berakibat O2 akan sedikit di darah dan otak, bila ini terjadi dalam waktu yang cukup lama akan berpengaruh kepada otak.

Radiasi matahari gelombang panjang berada pada panjang gelombang > 0.75 m disebut infra merah. Radiasi gelombang panjang dapat pula dihasilkan/dipancarkan oleh benda yang panas. Radiasi infra merah bertambah mengikuti peningkatan kekeruhan atmosfir, yang diakibatkan polusi (gas buang kendaraan, industri, debu dll). Radiasi gelombang panjang juga berasal dari permukaan bumi (gersang lebih banyak dari pada hijau). Semuanya mengakibatkan suhu udara meningkat dan efek rumah kaca.

Konstanta radiasi matahari (solar constant) adalah total dari semua panjang gelombang radiasi matahari yang diterima persatuan waktu persatuan luas permukaan pada jarak rata-rata bumi matahari yaitu 1353 Wm-2 (1.940 calcm-2min-1)

Bila dikaitkan dengan hari Bumi (diperingati setiap 22 April), dengan kegiatan seperti penanaman pohon, ceramah dan seminar merupakan upaya menjaga mutu radiasi matahari sehingga dapat mempertahankan kandungan O2 tetap pada kondisi normal.


Radiasi dan Penerangan Alami Siang Hari

Untuk keperluan: (1) Meteorologi, spektrum radiasi matahari dinyatakan dalam dua bentuk; Pertama radiasi gelombang pendek (panjang gelombang kurang dari sekitar 4m) dan Kedua radiasi gelombang panjang (panjang gelombang lebih dari sekitar 4m). (2) Penerangan alami sianghari, radiasi yang terletak antara 0.38 sampai 0.78m (disebut cahaya tampak)

Radiasi gelombang pendek dibedakan atas radiasi langsung, baur dan pantul. Radiasi matahari dan dari matahari disebut radiasi langsung, sedangkan radiasi baur adalah radiasi matahari yang dihamburkan beberapa kali oleh partikel-partikel/debu di atmosfir. Radiasi matahari global adalah penjumlahan radiasi langsung, pantul dari partikel dan baur. Komponen lain adalah radiasi normal, yaitu radiasi matahari yang menimpa permukaan datar yang selalu tegak lurus berkas radiasi langsung.

Radiasi gelombang panjang meliputi radiasi atmosfir mengarah kebawah, terestrial, dari permukaan bumi dan pantulan dan radiasi atmosfir.

Jumlah radiasi matahari di permukaan bumi juga dipengaruhi lama penyinaran matahari (LPM). Lama penyinaran matahari ditentukan oleh awan dan letak geografis.

Cahaya tampak juga dibedakan atas langsung, pantul, baur, normal dan total. Pemanfaatan cahaya tampak dalam bangunan berpengaruh langsung terhadap pemakaian energi listrik. Untuk keperluan pemakaian cahaya tampak, berbagai upaya telah dilakukan, diantaranya penetapan penerangan alam siang hari. Berdasarkan hasil pengukuran di Bandung, Prof Hadiwijogo menetapkan kuat penerangan alami siang hari untuk langit perancangan 10000 lux.
Peningkatan polutan akan menurunkan mutu dan jumlah cahaya tampak. Cahaya tampak adalah bagian radiasi maratari, hubungan antara keduanya dinyatakan dalam bentuk efisifikasi.


Pencemaran, Energi Dalam Bangunan dan Perkotaan

Energi radiasi matahari sangat erat hubungannya dengan kehidupan, suasana dan kenyamanan dalam bangunan (rumah tinggal dan perkantoran) dan di perkotaan. Agar nyaman dan betah tinggal di rumah (hunian) dan di perkotaan yang harus diketahui keseimbangan energi di permukaan bumi. Komponennya antara lain: Pertama, radiasi matahari. Kedua, emisi (panas peralatan rumah tangga dan kendaraan). Ketiga, energi untuk penerangan buatan dan penyejuk ruangan. Keempat, arah dan kecepatan angin, Kelima. bahan atap dan dinding bangunan, Keenam. polutan dll.

Bila efek radiasi matahari (pencahayaan dan panas) dan ventilasi alamiah tidak diperhatikan dalam rancangan bangunan (arah, bahan atap dan dinding), maka energi listrik untuk memperoleh kenyamanan pencahayaan dan panas akan menjadi beban yang harus ditanggung pemilik selama bangunan tersebut ditempati. Pernyataan tersebut sesuai hasil penelitian Prof. Soegijanto pada rumah Perumnas (sekitar 24 tahun lalu)

Berikut ini sekilas tentang penerangan alami, panas dan pemborosan pada bangunan. Dalam kondisi langit cerah lampu tetap dinyalakan dalam rumah/kantor untuk kegiatan normal, berarti tidak memanfaatkan energi gratis dari alam, itu disebut pemborosan. Efek dari bukaan jendela adalah panas. Untuk menurunkan suhu ruangan dilakukan dengan tata (sirkulasi) udara. Terdapat dua cara menurunkan menurunkan suhu yaitu alamiah (ventilasi) dan buatan (kipas atau AC). Bila dapat menggunakan ventilasi alamiah, tata udara buatan adalah pemborosan.

Dalam perencanaan perkotaan/wilayah, bila lokasi tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, energi radiasi matahari (panas dan pencahayaan) dan angin (arah dan kecepatan), kurang diperhatikan sebagai komponen perencanaan, maka akan terjadi: Pertama pemborosan energi (BBM), dan peningkatan polusi udara pada lokasi macet dan Kedua waktu diperjalanan menjadi lama. Keadaan tersebut akan menurunkan mutu spektral radiasi matahari di permukaan bumi akibat CO2 naik, juga berkibat pada proses potosintesis, maka kadar O2 menurunkan di tempat tersebut.

Agar mutu radiasi matahari di perkotaan terpelihara maka; 1) Pertahankan dan/atau tingkatkan persentase lahan taman dan hutan kota, 2) Wajibkan setiap rumah menanam pohon (produktif ), 3) Upayakan di atas atap bangunan yang rata dihijaukan (ditanami). 4) Pertahankan hutan atau hijau disekitar kota. 5) Perbanyak angkutan masal yang nyaman, aman dan ramah lingkungan. 6) Tingkatkan mutu masukan (bahan bakar) dan mutu proses pembakaran (mesin) sebagai upaya penurunan kadar polusi gas buang kendaraan dan industri.


Peta Radiasi Matahari

Menurut Aldi Anwar (1975), untuk keperluan pemakaian energi radiasi matahari diperlukan peta energi radiasi matahari. Pada tahun 2004, Isril Haen, H. Hoesin dan Yusuf S. Utomo-LIPI (Bandung) melakukan penelitian untuk memetakan energi radiasi matahari di Indonesia. Menggunakan data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) 10 tahun terkhir (12 stasiun klimatologi dan 70 stasiun meteorologi). Tahun berikutnya penelitian peta radiasi langsung dan baur. Selanjutnya peta yang dibutuhkan adalah radiasi matahari normal.

Pembuatan peta bertujuan sebagai informasi dan data bagi para perancang dan pemanfaatan energi radiasi matahari. Bila ketersediaan radiasi dan LPM “diketahui sekian” tanaman apa yang cocok disuatu lokasi (pertanian dan perkebunan), alat pengering yang tepat, perhitungan penguapan (kolam, waduk dan tanaman), bangunan (penentuan luas bukaan jendela, kemiringan atap, bahan dinding dan atap), pembangkit tenaga listrik energi surya (solar cell), pengembangan perkotaan dan wilayah (perkiraan keseimbangan energi/panas dekat permukaan bumi) dll. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada energi listrik, non konvensional dan emisi.

Peta yang dihasilkan empat buah (per triwulan). Triwulan I, intensitas antara 213 – 420 calcm-2hari-1 dan LPM 45–80%. Triwulan II, intensitas antara 227–441 calcm-2 hari-1 dan LPM 35–70%. Triwulan III, intensitas antara 232–436 calcm-2hari-1 dan LPM antara 25–90 %. Triwulan IV, intensitas antara 248–346 calcm-2hari-1 dan LPM 65–90%. Selengkapnya lihat gambar 2 (peta triulan III).

Keberadaan peta ini diharapkan dapat membantu/memudahkan para pengguna untuk mengoptimalkan pemakaian energy radiasi matahari dan cahara tampak.

Penutup

Mudah-mudahan tulisan ini: 1) Pembaca dapat memahami spektral, peta energi radiasi matahari dan cahaya tampak untuk perencanaan bangunan, perkotaan dan penghematan energi kovensional (pasti habis). 2) Upaya-upaya menurunkan emisi dan polutan di udara dimanapun berada. 3) Akibat polutan terhadap spektral, ketersediaan radiasi matahari, keseimbangan energi/panas dipermukaan bumi dan kesehatan.

.

Minggu, 21 September 2008

Teknologi Terapan: Kincia aia Terapung Pembangkit Listrik Mikro

Ditulih dek Haslizen Hoesin

Sudah tidak dapat disangkal bahwa pemakaian energi listrik akan selalu meningkat sedangkan pertambahannya tidak cepat. Beberapa pilihan untuk memperoleh energi listrik murah dan mudah sudah tentu didambakan. Satu dari pilihan pembangkit listrik adalah kinciaia terapung, mudah membuat dan ramah lingkungan, dapat dibuat dengan bahan setempat (lokal) dan biaya murah.


Keadaan Geografi

Sumbar (Sumatera Barat) secara alami berada di pegunungan Bukit Barisan dan gugusan Kepulauan Mentawai. Berada di daerah tropis dan dilintasi oleh garis khatulistiwa. Dataran pantai yang sempit, tanahnya bergunung-gunung, merupakan kawasan vulkanik dataran tinggi, banyak batangaia dan pertanian yang subur.

Batangaia adalah, sungai dalam bahasa Minang. Bila batangaia diberi nama, kata aia tidak digunakan. Contoh Arau, bukan batangaia Arau, tapi batang Arau. Bukan pula sungai batang Arau, karena artinya sungai sungai Arau. Tentu penulisan dan penyebutan demikian memberikan pengertian yang salah.

Keadaan alam Sumbar demikian: (1) secara umum memiliki curah hujan yang cukup tinggi, berkisar antara 1.785 mm sampai 5.615 mm per tahun. (2) keberadaan pegunungan, menyebabkan banyak batangaia. Batangaia di Sumbar sekitar 230 buah, baik yang kecil maupun yang besar, mengalir ke barat dan timur (rantau.net)

Batangaia yang mengalir ke arah pantai barat, relatif pendek, curam dan berarus deras, sehingga tidak banyak mempunyai arti bagi lalu lintas sungai. Di kawasan timur Sumbar, mengalir batangaia yang merupakan hulu dari batangaia-batangaia besar yang melintasi provinsi Riau dan Jambi. Karena tidak curam, berarus lebih tenang, serta memiliki kedalaman dan lebar, memungkinkan sebagai prasarana lalu lintas sungai (www.sumbarprov.go.id). Bagian hulu, batangaia tersebut di Sumbar, tetap curam dan berarus deras. Batangaia, selain berpotensi untuk pertanian, perikanan dan pariwisata, juga untuk pembangkit listrik.


Pelestarian Kawasan Rembesan

Kawasan hutan dan daerah resapan air harus dan penting di lestarikan, karena berpengaruh (berkorelasi) kuat terhadap ketersediaan/keberadaan air dan merupakan hulu batangaia. Bayangkan, bila kawasan hutan dan daerah resapan air tidak dilestarikan maka akan berakibat, (1) keberadaan air tanah akan berkurang, (2) mata air akan berkurang, bahkan kering, (3) musim kemarau, kekeringan dan musim hujan aliran air permukaan tak tertampung, (4) musim hujan air melimpah (banjir), menjadi bencana dan musim kemarau kekeringan air, menjadi bencana. Keempat keadaan tersebut berakibat langsung kepada: (1) keberadaan air di batangaia dan dearah pertanian, (2) ketersediaan air (untuk diminum, mandi dan cuci), (3) ketersediaan energi aliran air. Selain ketiga keadaan tersebut, hal lain yang berkibat langsung terhadap keberadaan air di batangaia adalah mengambil air dari mata air untuk dijual dalam bentuk kemasan.

Petunjuk (indikator) langsung lain akibat penyusutan air adalah putaran kinciaaia. Bila putaran semakin lambat, berarti aliran air semakin berkurang. Bila kinciaaia ingin tetap berputar, tentu daerah resapan air jangan diganggu, pertahankan keberadaannya (kelestariannya).


Sumber dan Ketersediaan Energi

Energi listrik dapat dibangkitkan dari energi terbarukan seperti angin, aliran air, gelombang laut, dll. Bila aliran air di batangaia sebagai sumber energi listrik, maka energi listrik itu dibangkitkan oleh energi dinamik dan potensial yang tersimpan di batang aia. Energi dinamik berasal dari kecepatan aliran air sedangkan energi potensial berasal dari perbedaan ketinggian air. Sumbar memiliki kedua energi tersebut, karena memiliki batangaia (sekitar 230 buah)

Kalau ketersediaan air di pegunungan dan di danau identik dengan ketersediaan energi listrik, maka energi banyak (mungkin berlimpah) di Sumbar karena batangaia. Pembangkit energi listrik yang dimaksud berskala kecil dan menegah, berasal dari energi kinetik dan potensial air. Kalau begitu tidak beralasan di Sumbar kekurangan listrik.


Teknologi Tepat Guna

Teknologi adalah pengetahuan yang digunakan untuk membuat barang, menyediakan jasa, serta meningkatkan cara menangani sumberdaya (terbatas). Teknologi yang dibadas disini adalah Teknologi Tepat Guna (TTG)

Suatu teknologi diklasifikasikan sebagai TTG bila mengandung beberapa ciri (1) didukung oleh sumber daya alam dan sumberdaya manusia. (2) dapat dipertanggung jawabkan secata teknis, dapat diserap, dipelihara dan dikembangkan sendiri, (3) berpotensi untuk membuka lapangan kerja, (4) produktif, memberikan nilai tambah dan tersedia pasar untuk menyerap produk yang dihasilkan.

Suatu teknologi dikatakan TTG bila memenuhi persyaratan teknis, ekomomi dan sosial budaya.

Teknis, memperhatikan dan menjaga tata kelestarian lingkungan hidup, penggunaan secara maksimal bahan baku lokal, menjamin mutu (kualitas) dan jumlah (kuantitas) produksi, secara teknis efektif dan efisien, mudah perawatan dan operasi, serta relatif aman dan mudah menyesuaikan terhadap perubahan.

Ekonomis, efektif menggunakan modal, keuntungan kembali kepada produsen, jenis usaha kooperatif, mendorong timbul industri lokal.

Sosial budaya, memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, menjamin perluasan lapangan kerja, menekan pergeseran tenaga kerja, menghidari konflik sosial budaya dan meningkatkan pendapatan yang merata.

Teknologi (TTG), bila dikaitkan dengan merubah energi air menjadi energi listrik dan dapat dibuat oleh masyarakat setempat adalah kincir air, turbin (Banki, Propler dan Kaplan) dalam skala/bentuk kecil. Paparan berikut, terpusat (fokus) pada kinciaaia terapung, meliputi tekno ekonomi, instalasi dan perencanaan.


Tekno Ekonomi Kincia

Pembuatan kinciaaia, ditujukan untuk membangkit listrik bertenaga kecil sampai menengah. Kinciaia dapat dibagun di perkotaan dan di pedesaan yang dilintasi batangaia dengan kedalaman dan kecepatan aliran air yang memadai. Tetapi, ternyata yang berkembang sekarang berkaitan dengan kelangkaan energi (terjadi pemadaman bergilir) dan ketergantungan kepada PLN. Bila demikian, energi listrik yang di ubah dari energi aliran air, berperan penting dalam pemenuhan energi listrik dan dapat dikelola penduduk.

Berdasarkan pengamatan sementara, pemakaian energi listrik berkisar 4 sampai 5 jam sehari dari daya terpasang. Pemakaian energi seperti itu termasuk kategori rendah, karena hanya untuk penerangan semata. Kebutuhan seperti itu dapat dipenuhi dengan pembangkit listrik mikro kincia aia

Bila berpikir secara ekonomi, pembangkit listrik tenaga kincia aia dapat diperoleh dengan baik, bila (1) suatu rencana yang matang, (2) melibatkan peran serta masyarakat setempat secara aktif sejak awal pembangunan dan (3) keterlibatan aparat setempat hanya sebagai pendorong, penggerak dan fasilitator.

Pembangkit listrik kiciaaia menguntungkan, karena memiliki jaringan transmisi dan distribusi sendiri, dapat diusahakan masyarakat setempat, dikelola oleh organisasi usaha sesuai keinginan masyarakat atau badan usaha koperasi. Apapun bentuk dan nama organisasi usaha itu, dia harus terbuka (transparan). Keberadaan organisasi yang terbuka, merupakan syarat utama layak atau tidak pembangunan dan memelihara pembangkit listrik kinciaaia.


Pemilihan Pembangkit, Instalasi dan Merancang

Pemilihan teknologi untuk pembangkit listrik kincia terletak pada pemilihan komponen utama yaitu kincia dan generator.

Pemilihan Kincia, tergantung pada perbedaan ketinggian, kecepatan dan debit air. Generator, terdapat dua jenis generator, yaitu (1) Generator singkron, bekerja pada kecepatan yang berubah-ubah, cocok untuk daerah terpencil. (2) Generator induksi, bekerja pada kecepatan yang tidak berubah-ubah, cocok untuk daerah yang telah dilalui jaringan listrik. Kincia aia yang dibahas berikut adalah kinciaaia terapung aliran bawah.

Kincia-aia terpung merupakan pengembangan dari kinciaaia pengangkat air (kincia aliran bawah). Kincia-aia aliran bawah banyak digunakan untuk mengangkat air mengairi sawah, tabek (kolam), surau/musajik dan MCK. Kinciaaia ini sangat populer di kabupaten Limopuluahkoto, Batusangka dan Pasaman (ranah-minang.com).

Konsep dasar kincia aia terapung adalah memanfaatkan energi alir air menjadi energi/tenaga putar. Alat pengapung digunakan drum kosong. Kincia dipasang pada suatu rangka, yang ditempatkan pada drum kosong. Energi aliran air diubah menjadi energi putar, menggunakan kipas (sudu) yang mendapat daya impuls dari air mengalir. Tenaga putar kincia digunakan untuk memutar generator. Karena putaran kincia rendah dan memiliki daya dorong besar, sangat baik diubah dengan sistem puli (pully), sehingga diperoleh putaran tinggi. Generator diletakkan diatas kerangka yang dipasangkan pada drum. Generator yang digunakan adalah generator singkron.

Membuat kinciaaia terapung pembangkit listrik, diperlukan beberapa komponen yaitu pintu pengambil/pembangkit, saluran pengantar, konstruksi apung, kincia aia dan jaringan listrik (transmisi).

Merancang kinciaaia memerlukan beberapa hitungan seperti menghitung Daya (E) yaitu: Tekanan air, Tansmisi, Putaran rotor dan Generator, Kecepatan aliran air.

Tekanan Air (P) dihitung berdasarkan masa air (r) yang memberikan tekanan/dorongan (impuls) terhadap luas penampang kipas (A), jadi P = rA. Kecepatan aliran air adalah jarak j dibagi dengan waktu tempuh pelapung (t), jadi va = j/t. Putaran rotor kincia (n) ditentukan oleh kecepatan putar kincia (vk) dan diameter (Dk) kincia, jadi n = vk Dk/p.

Kecepatan putar kincia (vk) ditentukan oleh kecepatan aliran air (va) dikalikan dengan faktor kecepatan keliling rotor (e) jadi vk= e va. Energi/Daya (E) adalah tekanan (P) dikalikan dengan putaran rotor (n) kali konsatanta dan dibagi faktor konversi (yaitu 71620), jadi N = P 100 n/71620. Putaran yang dibutuhkan generator disalurkan (ditransmisikan) (i1), diproleh dari putaran kerja gegerator (G) dibagi dengan putaran yang dihasilkan kincia (n), jadi i1 = G/n.

Transmisi (i1)adalah perbandingan diameter puli pertama (d1) dengan diameter puli kedua (d2), jadi i1 = d1/ d2.

Kecepatan aliran air va adalah jarak (j) dibagi waktu tempuh (t). Menentukan kecepatan aliran air sbb. Tentukan jarak tertentu (j). Pada jarak j diukur waktu tempuh (t) benda yang mengapung menggunakan jam henti (stop watch). Kecepatan putar kincia dapat diubah dengan merubah luas penampang aliran atau kipeh-kipeh


Membuat, Bahan dan Biaya

Untuk membuat kinciaaia diperlukan: mesin bubut, mesin bor, mesin milling, gerinda, las listrik, las acetelin. Peralatan: gunting plat, bending plat, palu, gergaji, bor tangan dll.

Biaya yang diperlukan dalam membuat pembangkit listrik kincia aia terapung berkaitan dengan: lahan distribusi, bangunan, bahan kincia, drum, generator, pemeliharaan, karyawan yang memelihara, dll.

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam membuat kincia, yaitu ukuran (dimensi), bahan dan biaya. Sebagai contoh. Kincia terapung diameter rotor 2500 mm, lebar 300 mm. Kipas (sudu-sudu) 12 buah. Kecepatan aliran air rata-rata minimum 2 m/det. Putaran kerja generator pembangkit 1200 rpm. kedalaman kipas yang terbenam 800 mm, faktor kecepatan keliling rotor adalah 0,5 (M. Firman dkk)

Dari data tersebut, setelah dihitung, diperoleh putaran rotor 9,6 rpm. Sistem transmisi dua tingkat, berarti empat buah puli untuk memperoleh putaran generator minimal 1200 rpm. Rancangan puli pertama berdiameter 750 mm dan puli kedua 60 mm, sedangkan puli keempat 60 mm, maka puli ke tiga 600 mm. Putaran generator minimal 1200 rpm, dihasilkah Daya listrik 1,6 Hp @ 1,2 KW. Bila ingin daya lebih besar, lakukan dengan merubah dimensi sudu, diameter kincia, diameter puli dan kecepatan aliran air.

Energi listrik yang dihasilkan 1,2 Kw. Berarti, bila setiap rumah memakai 100 watt, maka rumah yang dapat memanfaatkan listrik sebanyak 12 rumah. Bila rumah menggunakan lampu efisiensi tinggi (bukan lampu filamen), ruang tengah 15 watt setara 75 watt (filamen) atau 11 watt setara 60 Watt (filamen). Bila ruang tengah, kamar belajar dan dapur masing-masing 15 watt, maka terdapat 55 watt belum terpakai.

Bila satu rumah pemakaian listrik dengan beban 1100 watt selama 12 jam, satu bulan dibayar ke PLN diperkirakan Rp. 250.000,00. Bagaimana kalau uang tersebut digunakan untuk membuat kincia aia terapung? Kekurangan dana dari Pemda?

Bahan yang diperlukan untuk membuat kincia terapung adalah plat untuk kipas-kipas, besi beton, sumbu kincia, rotor kincia, puli transmisi, belt V, generator, besi untuk kerangka, drum dll. Biaya ditentukan oleh harga bahan di lokasi.

Perencanaan Kincia Pembangkit Listrik dan Ilmu

Untuk merancang kincia, beberapa tahap yang harus ditempuh: (1) survei lokasi, (2) mengadakan pertemuan dengan masyarakat, (3) mengukur kecepatan aliran air, (4) kedalaman air rata-rata sepanjang tahun (5) merancang dan membuat kincia, (6) saluran distribusi, (7) menetapkan siapa yang mengelola, (8) menetapkan iuran untuk pengelola, perbaikan kincia dan generator dan gaji pengelola.

Tempat kincia aia terapung pada lokasi aliran yang cukup lurus dan kedalaman tertentu, tidak boleh kurang. Kincia ditempatkan dekat ke pinggir atau bagian tengah batangaia. Agar kincia selalu pada tempat tertentu diikatkan kepada pancang tonggak (kiri-kanan) pinggir batangaia.

Kincia dapat diapungkan berderet arah aliran atau berjajar melintang batangaia. Karena terapung, kincia sedikit sekali dipengruhi oleh ketinggian atau luapan air.

Bila ingin membuat pembangkit listrik mikro. Kelayak dilihat dari tiga sisi, yaitu (1) layak untuk dibuat (biaya bembuatan), (2) kecepatan aliran air mencapai kecepatan minimal sepanjang tahun untuk memutar kincia, (3) layak pengelolaan (ada yang betanggung jawab). Bila satu dari tiga komponen kelayakan tidak terjadi, maka pembangkit listrik mikro terapung tidak layak dibuat.

Agar ilmu kinciaia berkembang di Sumatera Barat, Universitas, Sekolah Tinggi Teknologi dan/atau Politeknik tentu harus berperan serta dalam bentuk penelitian dan membuat. Merancang atau pembuatan kincia dijadikan tugas akhir atau kerja praktek. Penelitian/kerja praktek seperti: pembuatan kinciaaia (jurusan mesin), generator dan distribusi (jurusan elektro) dan tanggapan masyarakat (jurusan sosial). Pemda mudah-mudahan membantu dana untuk penelitian dan pembuatan model kinciaia terapung. Perancangan dan membuat pembangkit listrik kinciaaia tarapuang, tentu perguruan tinggi dapat pula bekerja sama dengan pihak swasta di Sumbar sebagai sponsor.


Terlupakan

Pernahkah anda melewati Lambah Anai atau Padangpanjang-Bukiktinggi, Padanglua-Matua, Padangpanjang-Singkarak, Maninjau-Lubuakbasuang, Payokumbuah-Sijunjuang, Bukiktinggi-Lubuaksikapiang-Panti-Rao, Singkarak-Padang melewati Hutan Lindung Bung Hatta dan tempat-tempat lain. Energi kinetik air dibiarkan dan tak disentuh, hanya untuk mengairi sawah dan tabek (kolam) ikan. Perhatikan yang lebih dekat lagi yaitu beberapa batangaia yang terdapat dan melintas kota Padang. Kalau Padangpanjang-Bukittingi tenaga air masih dimanfaatkan, karena terdapat dua kincia beroperasi, ini belum optimal. Sungguh disayangkan energi air dibiarkan begitu saja.

Batangaia di Sumbar sekitar 230 buah berpotensi untuk membangkit listrik tenaga mikro. Bila lima puluh batangaia saja dimanfaatkan, sedangkan satu batang aia melewati lima tempat yang dapat dibuat kincia aia terapung. Berapa rumah penduduk yang tidak perlu membeli minyak tanah untuk penerangan. Mungkin pula ada keluarga dapat membuka industri rumah tangga dengan energi listrik yang disediakan.

Bila dibuat pembangkit listrik kinciaaia mikro untuk masyarakat disekitar lokasi batangaia tentu tidak perlu membeli listrik ke PLN. Listrik yang dihasilkan PLN dialihkan kepada keperluan industri dan yang jauh dari batangaia. Uang pembayar listrik dapat dijadikan biaya membuat pembangkit listrik.

Pemda Sumbar risau kekurangan energi listrik. Kenapa demikian, pada hal energi dari aliran air melimpah. Mudah-mudahan dengan konsep pembangkit listrik mikro dapat mengatasi kekurangan energi listrik di Sumbar, yang sering padam.

Penutup

(1) Keberadaan kincia aia mendorong kelestarian lingkungan hidup. (2) Kincia aia terpung dapat dibuat dilokasi dan bahan diproleh lokal, (3) Pembangkit listrik tenaga air, berarti memanfaatkan aliran air yang tersedia gratis untuk energi listrik, (4) Perguruan tinggi meneliti, berarti ilmu tinggal di Sumatera Barat. (5) Pemda setempat diharapkan dapat berpartisipasi dan mendorong membangun kinciaia terapung. Selamat berbuat.